PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
A.
Tujuan
Menentukan penurunan titik beku larutan belerang dalam naftalena.
B.
Dasar Teori
Titik beku adalah suhu
dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku
larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan
akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.
Titik beku suatu cairan
akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu
zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka
titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).(Aprilia, 2012)
Penurunan titik
beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana
titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut
murni seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya
saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang) (Taufik,
2012)
Proses pembekuan suatu
zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian
dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang
sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan
proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat
lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi
titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya.
Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding
dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut
(Kf), dinyatakan dengan persamaan :
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n
x 1000/p)
Dimana :
∆Tf = penurunan titik beku
Kf =
tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat
terlarut
p = massa pelarut
Titik beku larutan
merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya
atau Tf = Tfo - ∆Tf. (Pratiwi, 2013)
Penurunan titik beku ( DTf ) bila kebanyakkan
larutan encer didinginkan, pelarut murni terkritalisasi lebih dahulu sebelum
ada zat terlarut yang mengkristalisasi suhu dimana kristal-kristal pertama
dalam keseimbangan dengan larutan disebut titik beku larutan. Titik beku
larutan demikian selalu lebih rendah dari titik beku berbanding lurus dengan
banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu pelarut. Jadi
penurunan titik beku (DTf )
= Kf . m, dimana m ialah molalitas larutan. Jika persamaan ini
berlaku sampai konsentrasi satu molal, penurunan titik beku 1 m tiap
non-elektrolit yang tersebut didalam
pelarut itu = Kf yang karena itu dinamakan tetapan titik beku molal
(molal freesinapoint constant) pelarut itu. Nilai numerik Kf = khas pelarut itu masing-masing
(Anonim, 2013).
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat:
-
Termometer
-
Gelas
kimia 250 mL
-
Tabung
reaski besar
-
Klem
tiga jari dan statif
-
Batang
pengaduk
-
Kaca
arloji
-
Neraca
-
Pembakar
spirtus
2.
Bahan
-
Serbuk
blerang 5 gram
-
Naftalena
10 gram
D.
Langkah Kerja
1.
Penurunan
titik beku pelarut naftalena
a.
Ditimbang
5 gram naftalena, kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi besar yang bersih
dan kering
b.
Dirangkai
alat klem tiga jari dan statif. Gelas kimia diisi dengan menggunakan air
sebanyak 2/3 bagian.
c.
Dipanaskan
api dalam gelas kimia secara perlahan sampai semua natalena mencair (±85oC)
d.
dikeluarkan
pembakar dan dipadamkan apinya. Kemudian setiap 1,2 menit suhu dicatat sampai
mencapai angka 75oC.
e.
Dibuat
grafik perubahan suhu pelarut naftalena sebagai fungsi waktu. Tentukan titik
beku pelarut naftalena pada grafik tersebut.
2.
Penentuan
titik beku larutan belerang dalam naftalena
a.
Serbuk
belerang ditimbang sebanyak 0,128 gram menggunakan kaca arloji.
b.
Lakukan
langkah percobaan a sampai c di atas
c.
Dimasukan
serbuk belerang ke dalam tabung reaksi yang berisi naftalena. Diaduk sampai
semua belerang larut. Panaskan lagi sampai suhu ±90oC.
d.
Dikeluarkan
pembakar dan dipadamkan apinya. Dilakukan pengamatan seperi langkah d dan e.
E.
Hasil Pengamatan
1.1.Tabel Penurunan Titik Beku naftalena
Waktu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Suhu
|
84oC
|
82oC
|
79oC
|
77oC
|
75oC
|
73oC
|
71oC
|
69oC
|
1.2.Tabel Penurunan Titik Beku naftalena + belerang
Waktu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Suhu
|
86o
|
83o
|
80o
|
78o
|
75o
|
70o
|
Dik: Tf
Pelarut/naftalena = 75oC
M naftalena = 1
gram
M blerang = 0,128
gram
Mr belerang = 32
Kp = 6,92oC/m
∆Tf = Kf . m
m =
x 


=
x 


= 4
∆Tf = 6,92 x 4
= 27,68
∆Tf = Tf
pelarut – Tf larutan
27,68 = 75 – Tf
larutan
= 47,32
1.3.Grafik Penurunan Titik Beku






F.
Pembahasan
Pada praktikum
ini membahas tentang penurunan titik beku larutan. Proses pembekuan suatu
zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian
dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang
sangat kuat.
Pada percobaan kali ini yang dimaksud dengan pelarut itu air, menggunakan zat terlarut naftalena dan belerang. Dari hasil
pengamatan tentang penurunan titik beku larutan, setelah naftalena dipanaskan
±84oC hingga mencair. Penurunan titik beku yang diambil adalah pada
suhu 75oC. Penurunan titik beku larutan pada menit ke-1 adalah 84oC.
Penurunan titik beku pada menit ke-2 adalah 82oC, penurunan titik
beku pada menit ke-3 adalah 79oC, penurunan titik beku pada menit
ke-4 adalah 77oC, penurunan titik beku yaitu pada menit ke 5 adalah
75oC, penurunan titik beku yaitu pada menit ke-6 adalah 73oC,
penurunan titik beku yaitu pada menit ke-7 adalah 71oC, penurunan
titik beku yaitu pada menit ke-7 adalah 69oC.
Pada percobaan naftlena+belerang, penurunan titik beku
yang diambil juga adalah pada suhu 75oC.
Penurunan titik beku larutan pada menit ke-1 adalah 86oC. Penurunan
titik beku pada menit ke-2 adalah 83oC, penurunan titik beku pada
menit ke-3 adalah 80oC, penurunan titik beku pada menit ke-4 adalah
78oC, penurunan titik beku yaitu pada menit ke 5 adalah 75oC,
penurunan titik beku yaitu pada menit ke-6 adalah 70oC. Dari dua
percobaan tersebut bahwa titik beku pada suhu 75oC sama-sama pada menit
ke-5. penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu
zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (berkurang). Perbedaan titik beku
akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) Berdasarkan grafik yang didapat pada percobaan ini, semakin lama
waktunya maka suhunya akan semakin turun.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Penurunan titik beku adalah perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat
terlarut terhadap titik beku pelarutnya.
∆Tf
= Tf pelarut – Tf
larutan
2.
Penurunan
titik beku naftalena dan belerang terjadi pada suhu 75oC dimana
sama-sama terjadi pada menit ke-5.
3.
Semakin
lama waktunya maka suhunya akan semakin turun
Referensi:
Anonim, 2013. http://isteyorini333.blogspot.com/2013/06/penentuan-penurunan-titik-beku-larutan.htlm
diakses 13/12/13
Aprilia, Anggie. 2012.
http://aprilianggie.blospot.com/2012/09/laporan-titik-beku-larutan-bab-1-dan-2.html
diakses 13/12/13 pukul 22:54
Pratiwi, Widya Anisa. 2013.
http://widyaannisap.blogspot.com/2013/09/praktikum-kimia-sifat-koligatif-larutan.html
diakses pada 13/12/13 pukul 23:18
Taufik, M. 2012.
http://taufik-kldp.blogspot.com/2012/10/penurunan-titik-beku-larutan.html
diakses 13/12/13 pukul 22:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar