KALOR PEMBAKARAN
A.
Tujuan
1.
Mengetahui
kalor pembakaran lilin
2.
Mengetahui
kalor pembakaran spirtus
B.
Dasar Teori
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh
suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat
panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap
maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor didefinisikan sebagai sebagai energy panas yang
dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang
dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika
suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar. Begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil
percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya suatu kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jeni zat (kalor
jenis), perubahan suhu.
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi
pembakaran (Dewi, 2012). Kalor
pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh 1 mol unsur atau
senyawa diberi symbol ∆Hc (c = combustion).
Contoh:
CH4(g) + 202(g)
→ CO2(g) + 2H2O(g)
∆Hc0 = -889,5 KJ
C2H2(g) + 5/2 O2(g) → 2CO2(g) +
H2O(g)
∆Hc0 = -129,9 KJ
∆Hc0 = Kalor
pembakaran dalam keadaan standar, yaitu kalor yang dilepaskan atau diserap pada
proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan standar (Kartimi,
2014).
Untuk mengetahui kalor pembakaran, bisa
diketahiu pada pembakaran lilin. Lilin adalah sebuah
penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan padat. Lilin yang
biasanya sering kita gunakan yaitu lilin yang terbuat dari paraffin (paraffin
wax). Paraffin adalah campuran dari alkana (ikatan rantai molekul atom karbon
dan hydrogen yang panjang), yang terdapat didalam minyak bumi. Paraffin akan
meleleh pada suhu 50- 60◦C. paraffin tidak dapat dinyalakan begitu saja dengan
korek api. Untuk dapat membakar paraffin membutuhkan temperature tertentu dan
sumbu. Pembakaran adalah sebuah reaksi yang melepaskan energi panas. Begitu
dimulai, reaksi tersebut melepaskan panas lebih dari cukup untuk melelehkan
lilin lebih banyak sehingga preoses pembakaran terus terjadi. Pada peristiwa
pembakaran lilin terjadi perubahan fisika dan perubahan kimia. Begitu sumbu
lilin dibakar, maka sumbunya akan menyala dan paraffin wax akan mencair atau
meleleh. Dengan efek kapilaritas cairan wax akan ditransportasi naik keatas
melalui sumbu kenyala api. Panas api menyebabkan cairan wax menguap dan
selanjutnya akan bercampur dengan oksigen diudara sehingga terjadilah proses
pembakaran. Dalam proses pembakaran tersebut akan dihasilkan gas hasil
pembakaran yang panas (CO2 dan H2O) (Ronah, 2012).
Ketika terjadi proses pembakaran, lilin mengalami
reaksi kimia yaitu:
C25H52
+ 38O2 → 25CO2 +
26H2O
Sedangkan setelah dibakar lilin mengalami reaksi fisika yaitu perubahan bentuk fisik
dari lilin (Rosita, 2012).
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
-
Neraca
Ohous 311
-
Gelas
kimia 400 Cc
-
Termometer
-
Kaki
tiga
-
Statif
2.
Bahan
-
Lilin
-
Spirtus
D.
Langkah Kerja
1.
Ditentukan
massa lilin.
2.
Alat-alat
dirangkai.
3.
Dimasukan
air 50 mL ke dalam gelas kimia dan ditentukan suhu awal air.
4.
Lilin
dinyalakan dibawah kaki tiga yang berisi air.
5.
Diamati
kenaikan suhu air hingga 20oC
6.
Pada
saat suhu air telah mencapai kenaikan 20oC, lilin segera dimatikan.
7.
Lilin
ditimbang setelah pembakaran.
8.
Ulangi
langkah di atas untuk pembakaran spirtus
E.
Hasil Pengamatan
1.
Perhitungan
pembakaran lilin
Dik:
Massa lilin awal :
10,6 gram
Massa lilin akhir :
9,7 gram
∆ massa lilin :
0,9 gram
Suhu awal air :
30oC
Suhu akhir lilin :
50oC
Volume air :
50 ml
Dit:
Banyaknya kalor yang diberikan kepada air pada saat pembakaran
lilin?
Jawab:
m = ℓ . v
= 1 . 50
= 50
t2 = t1 + 20oC
Qair = m . c . ∆t
= 50 . 4,18 . 20
= 4180
Qair + Qkal + Qreaksi = 0
Qreaksi = -Qair
= -4180
Q = 

= 

=
-4644,4
Mr lilin (C25H52) = 352
Massa lilin = 0,9 gram
Mol = 

= 

=
0,00256 mol
∆Hc = Qreaksi x 

=
-4280 x 

=
-1632812,5
=
-1632,8125 kJ (eksoterm)
Jadi, kalor yang dilepas 1 mol lilin dalam
proses pembakaran adalah sebanyak -1632,8125 kJ
2.
Perhitungan
pembakaran spirtus
Dik:
Massa spirtus awal :
922,6 gram
Massa spirtus akhir :
908,5 gram
∆ massa spirtus :
14,1 gram
Suhu awal air :
29oC
Suhu akhir air :
49oC
Volume air :
50 ml
Dit:
Banyaknya kalor yang diberikan kepada air pada saat pembakaran
spirtus?
m = ℓ . v
= 1 . 50
= 50
t2 = t1 + 20oC
= 29oC + 20oC
= 49oC
∆t = 20oC
Qair = m . c . ∆t
= 50 . 4,18 . 20
= 4180 J
Qair + Qkal + Qreaksi = 0
Qreaksi = -Qair
= -4180 J
Q = 

= 

= -296.45 J
Mr spirtus = 32
Massa spirtus = 14,1 gram
Mol = 

= 

=
0,44 mol
∆Hc = Qreaksi x 

=
-4180 x 

=
-9500 J (eksoterm)
Jadi, kalor yang dilepas spirtus dalam proses
pembakaran adalah sebanyak -9,4 kJ (melepaskan kalor untuk memanaskan air
sampai dengan suhunya meningkat 20oC.
F.
Pembahasan
Kalor
pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh 1 mol unsur atau
senyawa diberi symbol ∆Hc. Kalor pembakaran
untuk praktikum kali ini yaitu lilin dan spirtus. Lilin merupakam senyawa
hidrokarbon yang dapat menghasilkan panas. Rumus kimia dari lilin adalah C25H52
dan rumus kimia spirtus C4H10.
Sebelum keduanya
dibakar terlebih dahulu ditimbang sebagai suhu awal, dan ketika air sudah panas
mencapai kenaikan 20oC, lilin dan spirtus tersebut dimatikan.
Setelah itu ditimbang kembali untuk mengetahui kalor yang terbuang dalam proses
pembakaran. Sehingga didapat pelepasan 1 mol
lilin dalam proses pembakaran adalah sebanyak -1632,8125 kJ. Tanda negatif
tersebut menunjukan bahwa terjadinya reaksi eksoterm, yaitu melepaskan kalor.
Sementara untuk spirtus, kalor yang dilepas dalam proses pembakaran adalah
sebanyak -9500 kJ yaitu melepaskan kalor untuk memanaskan air sampai dengan
suhunya meningkat 20oC.
Dari perbedaan
massa lilin sebelum dan sesudah di bakar dapat kita ketahui bahwa paraffin
padat yang terbakar juga mengalami penguapan. Proses pebakaran lilin akan
mengahasilkan cahaya dan energi panas. Pembakaran ini juga menghasilkan gas dan
asap yang terbang ke udara. Gas yang dihasilkan adalah gas karbon dioksida (CO2).
Pada proses pembakaran
ini akan melibatkan O2 dari udara dan akan dihasilkan karbondioksida
(CO2) dan uap air (H2O) sebagai produk reaksi. Karena
bahan bakarnya merupakan senyawa hidrokarbon, maka persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut:
C25H52 +
38O2 → 25CO2 + 26 H2O
Reaksi
pembakaran lilin yang tidak sempurna juga terlihat dari terbentunya asap hitam
yang merupakan molekul karbon. Jika semua molekul paraffin membentuk CO2 dan
H2O, maka pada lilin hanya terjadi perbahan kimia atau tidak ada
perubahan fisika yang terjadi. Karena perubahan fisika pada lilin terletak pada
perubahan wujud lilin dari padat menjadi cair dan kembali berwujud padat.
G.
Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pada proses pembakaran lilin berlangsung
reaksi eksoterm dan akan melibatkan O2 dari udara serta akan
dihasilkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O) sebagai
produk reaksi. Karena bahan bakarnya merupakan senyawa hidrokarbon, dengan
persamaan reaksi:
C25H52 +
38O2 → 25CO2 + 26 H2O
∆H = --1632,8125 kJ
2.
Kalor reaksi yang dilepaskan dalam
pemanasan air menggunakan lilin adalah sebesar -4644,4
kJ.
3.
Pada proses pembakaran spirtus berlangsung
reaksi eksoterm, dan kalor
yang dilepas spirtus dalam proses pembakaran adalah sebanyak --9500 J
4.
Kalor reaksi yang dilepaskan dalam
pemanasan air menggunakan lilin adalah sebesar -4180
kJ.
Referensi:
Dewi,
Fatikahrahma. 2012. “Laporan praktikum kimia” http://fatikahrahmadewi.blogs
pot.com/2012/04/laporan-praktikum-kimia-kalor.html diakses 01 April 14
Kartimi. 2014. Panduan
Praktikum Semester 2. Cirebon: PUSLAB IAIN Cirebon
Ronah. 2012.
“Pembakaran Lilin” http://ronahyeppayoseob.blogspot.com/2012/01/pem
bakaran-lilin-membuktikan-hukum.html diakses 01 Apr. 14
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus