PENENTUAN ORDE
REAKSI
DAN TETAPAN
LAJU REAKSI
A.
Tujuan
1.
Mengamati
pengaruh konsentrasi zat-zat pereaktan terhadap laju reaksi
2.
Menghitung
orde reaksi dan tetapan laju pada reaksi ion persulfat dan ion iodida.
B.
Dasar Teori
1.
Pengertian Laju reaksi
Dalam
reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan
reaksi yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung
begitu cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang
sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa reaksi kimia memiliki laju
reaksi yang berbeda. (Putra, 2013)
Laju
reaksi didefinisikan
sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu. Satuan laju
reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi
kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk.
Ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi)
bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju
reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan
maupun peningkatan konsentrasi produk. (Andy. 2019)
Cepat
lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan
waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi
fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti
atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu yang digunakan dapat
berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi
tersebut berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu
Untuk
mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun tak
langsung tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi
yang tersisa setelah penggal waktu tertentu.
Ada
beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui
percobaan, yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu
produk pada selang waktu yang berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan
cara mengeluarkan sampel dari campuran reaksi lalu menganalisanya dengan contoh
sebagai berikut :
(Etil asesat)
(Air)
(Asam Asesat) (Etanol)
Reaksi
tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam asetat yang
dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau larutan asam
basa.
Cara yang
lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara
kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi. Untuk reaksi gas yang disertai
perubahan mol, alat dirancang dapat mengukur perubahan bahan tekanan gas,
contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g) → 4NO2 (g)
+ O2
Reaksi
tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan pertambahan
tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak N2O5 yang
terurai semakin besar tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume dan suhu
yang tetap maka pertambahan tekanan dapat dikatakan dengan tambahan mol dengan
demikian laju penguraian NaO5 dapat ditentukan (Putra, 2013)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
Pada laju
reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain
bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
a.
Konsentrasi
Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor. Konsentrasi reaktan
memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat rekasi tertentu.
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel memungkinkan
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan.
(Solehah. 2012.)
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang
lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi
berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan,
akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin tinggi
konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya. (Apryana. 2009)
b.
Luas
Permukaan
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran
reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian
permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang
sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran.
Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan
semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Laju reaksi
berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan. (apryana.
2009)
Luas permukaan
mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian
zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif
menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran
partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat. (Solehah. 2012.)
c. Temperatur
Temperatur
merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Besarnya
temperatur menyebabkan lajureaksi semakin besar. Temperatur juga akan
mempengaruhi harga konstanta suatu laju reaksi. Kecepatan laju reaksi sebagai
pengaruh suhu, dapat dilihat pada proses pembuatan kopi. Gila akan lebih cepat
larut apabila air pada gelas lebih panas. Sebaliknya gulaakan lebih lambat
larut apa bila air pada gelas itu masih dingin.
Pada
umumnya reaksi akan lambat cepat apabila suhu dinaikkan. Dengan menaikan suhu
maka energi kinetik molekul – molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga
semakin banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea.
hubungan antara nilai tetapan laju reaksi ( k ) terhadap suhu dinyatakan oleh
persamaan Arrhenius:
d. k = A . e –E/RT
(Anonim.2012.)
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat
dinaikkan, maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga
tumbukan antar partikel akan mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi
pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang
efektif dan menghasilkan reaksi. Di samping memperbesar energi kinetik,
ternyata peningkatan suhu juga meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan
semakin besarnya energi potensial zat, maka semakin besar terjadinya tumbukan
yang efektif, sehingga laju reaksi semakin cepat. (Anonim. 2012)
e. Katalis
Katalis ialah zat yang
mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak
mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju
persamaan kimia balans secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi
hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada.
Katalis menimbulkan
efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit.
Dalam kimia industry, banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan
mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak
diinginkan (Solehah. 2012.)
Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi
energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. (Ananda, 2012)
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
-
Gelas
ukur 5 mL
-
Gelas
kimia 50 mL
-
Pipet
tetes
-
Termometer
-
Stop
watch
-
Erlenmeyer
100 ml
-
Pipet
seuukuran 10 dan 25 mL
2.
Bahan
-
Larutan
HCl 0,1 M, 0,2 M dan 0,3 M.
-
Larutan
NaCl
-
Larutan
FeCl3
-
H2O
-
Zink
-
Gula
halus
-
Gula
pasir
-
Gula
batu
D.
Langkah Kerja
1.
Pengaruh
konsentrasi
a.
Dimasukan
larutan HCl 0,3 M, 0,2 M dan 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b.
Dimasukan
zink ke dalam tabung reaski secara bersamaan sambil menghitung waktu
menggunakan stop watch.
c.
Dicatat
perubahan yang terjadi
2.
Perubahan
permukaan
a.
50
ml larutan H2O dimasukan ke dalam masing-masing tiga gelas kimia.
b.
Ditimbang
gula halus, gula pasir, gula batu seberat 2 gram menggunakan neraca.
c.
Ketiga
gula tersebut dimasukan ke dalam masing-masing tiga gelas kimia secara
bersamaan.
d.
Diaduk
dan dicatat waktu yang diperlukan untuk
melarutkan ketiga gula tersebut
3.
Pengaruh
temperatur
a.
50
ml air dimasukan ke dalam dua gelas kimia.
b.
Panaskan
gelas kimia satu dengan suhu 50o
c.
Dimasukan
2 gram gula batu pada masing-masing gelas kimia dan diaduk secara besamaan
d.
Diamati
dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula pada air panas dan air
dingin
E.
Hasil Pengamatan
Pengaruh konsentrasi
Percobaan
|
Pengamatan
|
Waktu
|
Keterangan
|
1
|
HCl 0,1 M + Mg
|
26,1 menit
|
reaksi yang terjadi lambat, gelembung sedikit
|
2
|
HCl 0,2 M + Mg
|
|
Awal reaksi lambat, beberapa detik kemudian reaksi cepat,
terdapat banyak gelembung
|
3
|
HCl 0,3 M + Mg
|
11,12 menit
|
Reaksi sangat cepat, terdapat banyak sekali gelembung.
|
Pengaruh luas permukaan
Bahan percobaan
|
Pelarut
|
Waktu
|
Keterangan
|
Gula halus
|
50 ml air
|
10 detik
|
Lebih cepat larut karena permukaan gula halus, disebabkan
pertikel-partkelnya kecil
|
Gula pasir
|
50 ml air
|
55 detik
|
Cepat larut tetapi lebih lama dari gula halus karena permukaan
pertikel gula pasir lebih besar dari gula halus
|
Gula batu
|
50 ml
|
4 menit 50 detik
|
Lebih lama larut karena permukaan gula batut besar
|
Pengaruh temperatur
Bahan percampuran
|
Air panas 55o
|
Air dingin
|
Keterangan
|
Gula batu 2 gram
|
2 menit 15 detik
|
3 menit 6 detik
|
Air panas lebih cepat malrutkan gula batu dari pada air dingin.
|
Pengaruh katalis
Percobaan
|
Katalis
|
Keterangan
|
H2O2 20 ml
|
-
|
Tidak terjadi perubahan apapun
|
H2O2 20 ml
|
NaCl 20 tetes
|
Terdapat gelembung-gelembung di dalam (dasar) gelas kimia
|
H2O2 20 ml
|
FeCl3 20 tetes
|
Terdapat banyak gelembung dan gas di dalam gelas kimia
|
F.
Pembahasan
Laju
reaksi ialah cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan
waktu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diantaranya faktor
konsentrasi, luas permukaan, temperatur dan katalis.
Pada
praktikum kali ini dilakukan empat kali dari beberapa faktor diatas. Pertama,
cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan dengan mengukur
konsentrasi salah satu reaksi,
konsentrasi yang digunakan adalah larutan HCl dengan konsentrasi yang
berbeda, yaitu 0,1 M, 0,2 M dan 0,3 M. Bahan yang digunakan adalah zink. Zink
yang dimasukan ke dalam masing-masing larutan dengan konsentras yang berbeda,
akan mengetahui konsentrasi mana yang cepat dan lambat berreaksi. Pada konsentrasi
0,1 M, reaksi yang terjadi lambat, gelembung yang timbul sedikit. Dan pada
konsentrasi 0,2 M awal reaksi
yang terjadi lambat, namun beberapa detik kemudian reaksi cepat. Sedangkan pada
konsentrasi 0,3 M. reaksi yang berlangsung sangat cepat. Hal ini disebabkan karena larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel
yang lebih rapat. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak
molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar
molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
Percobaan
kedua, adalah pengaruh laju reaksi dengan menentukan luas permukaan. Bahan
dalam percobaan ini menggunakan tiga gula yang luas permukaan yang berbeda,
yaitu gula halus, gula pasir dan gula batu. Ketiga gula terdebut dilarutkan
dengan pelarut yang sama, yaitu menggunakan air. Diketahui bahwa gula halus
cepat bereaksi, ini disebabkan pertikel-partikel pada gula halus kecil sehingga
luas permukaan semakin besar. Pada gula pasir lebih lama daripada gula halus,
dikarenakan pertikelnya lebih besar. Sedangkan pada gula batu. Lebih lama larut
karena permukaan atau pertikelnya sangat besar. Jadi, Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang
lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas
permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi
sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat (Apryana,
2009).
Pada percobaan
ketiga, pengaruh temperatur. Dengan temperatur yang berbeda akan mempengaruhi
kecapatan laju reakasi, yaitu dengan temperatur tinggi dan rendah. Gula batu
yang dilarutkan pada air air panas lebih cepat malrutkan gula batu dari pada
air dingin. Dengan menaikan suhu maka energi
kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga semakin
banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar (Anonim. 2012).
Dan
pada percobaan terakhir adalah pengaruh katalis. Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. H2O2
yang tidak terdapat katalis tidak terjadi perubahan apapun. Begitu juga saat di
tambahkan NaCl, namun ini terdapat sedikit gelembung. Sedangakan ketika di
tambahkan larutan FeCl3 terjadi perubahan yaitu terdapat banyak gelembung dan
gas. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi.
G.
Kesimpulan
Bedasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi adalah faktor konsentrasi, luas permukaan,
temperatur dan katalis.
2.
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya.
3.
Semakin luas permukaan
zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
4.
Semakin besar suhu
pelarut, semakin besar pula laju reaskinya.
5.
Katalis dapat
mempercepat dan memperlambat laju reaksi, tetapi ia sendiri tidak mengalami
perubahan.
Referensi
Putra, Alex. 2013. http://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-
praktikum-kimia-dasar-laju.html
diakses 7/12/13 pukul 21:00
Andy. 2009.
http://andykimia03.wordpress.com/tag/konstanta-laju-reaksi/
diakses 7/12/13 pukul 20:46
Solehah.
2012. http://sholmuth.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-
laju-reaksi.html diakses 7/12/13 pukul 20:37
Apryana, Andry. 2009. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/
2009/0706499/faktor.html
diakses 7/12/13 pukul 22:20
Ananda, Dwiki. 2012. http://kimiacerdas.blogspot.com/2012/11/koloid
html diakses 7/12/13 pukul 16:59
Anonim, 2012. http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/11/faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-laju.html
diakses 7/12/13 pukul 21;49
Anonim, 2012. http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0905762/isi
materi3.html 7/12/13
pukul 21:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar