KESETIMBANGAN KIMIA
A.
Tujuan
1.
Memahami
konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.
Menghitung
harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan.
B.
Dasar Teori
Kesetimbangan kimia dalah
proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi pada laju yang
sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal
tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan
mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi
berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari
pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan
netto konsentrasinya
Kebanyakan reaksi kimia
berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai, proses
reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan
dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan
reaksi tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
(pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk
tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses
yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169).
Tetapan kesetimbangan Kp dan
tetapan kesetimbangan Kc diberi harga dalam konsentrasi-konsentrasi yang
dinyatakan dalam mol per liter. Untuk suatu sistem kesetimbangan yang
melibatkan gas, pengukuran biasanya dilakukan terhadap tekanan bukan
konsentrasi. Dalam hal ini tetapan kesetimbangan dapat dihitung dari tekanan
parsial gas-gas. Tetapan yang dihitung dengan cara ini disebut Kp. (Nana, 2012)
Keadaan setimbang ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya:
1.
Pengaruh Perubahan Suhu
Secara kualitatif
pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung dengan jenis reaksi
eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksothermis adalah reaksi bersifat
spontan, tidak memerlukan energi melainkan justru menghasilkan energi(H reaksi
negatif), sedangkan Reaksi endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi/
kalor untuk bisa bereaksi(H positif). Sistem kesetimbangan yang
bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri.
Jika suhu
dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang
bersifatendothermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan
bergeser ke kanan yaitu reaksiyang bersifat eksothermis. Menaikan suhu, sama
artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi
ini memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi
semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga sebaliknya.
2. Pengaruh
Perubahan Tekanan atau Volume
Pada proses
Haber Reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi adalah gas.
Sehingga Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem
kesetimbangan antara fasa gas dengan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang
melibatkan fasa cair atau padat, perubahan tekanan dan volum dianggap
tidak ada.
Menurut
hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas dan
berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan diperbesar maka jumlah mol juga
bertambah, dan volume akan mengecil maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan
diperkecil maka jumlah mol juga akan kecil, dan volume akan besar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih besar (Anonim).
3. Apabila dalam sistem kesetimbangan homolog, konsentrasi salah satu zat
di perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat
tersebut. sebaliknya, jika konsentasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak tersebut. jika zat diencerkan dengan
penambahan air pada sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah molekul terbanyak.
(Maulana, 2013)
C.
Alat dan bahan
1.
Alat
-
Gelas
kimia 100 ml
-
Gelas
ukur 25 ml
-
Pipet
tetes
-
Tabung
reaksi 5 buah
2.
Bahan
-
KSCN
0,002 M
-
FeCl
0,02 M
-
KH2PO4
0,2 M
D.
Langkah Kerja
1.
Kesetimbangan
besi (III) tiosionat.
a.
Dimasukan
10 ml KSCN 0,002 M ke dalam sebuah gelas kmia, lalu ditambahkan 2 tetes FeCl3
0,2 M, lalu diaduk.
b.
Dibagi
larutan yang terbentuk ek dalam 4 tabung reaksi dengan volume yang sama.
·
Tabung
1 sebagai pembanding
·
Tabung
2 ditambahkan 10 tetes KSCN 0,002 M
·
Tabung
3 ditambahkan 3 tetes FeCl3 0,2 M
·
Tabung
4 tambahkan 5 tetes KH2PO4 0,2 M
c.
Diamati
dan dicatat semua perubahan yang terjadi
2.
Penentuan
harga tetapan kesetimbangan
a.
Disediakan
4 tabung reaksi yang bersih dan beri nomor 1 sampai 4.
b.
5 ml
KSCN 0,002 M dimasukan ke dalam masing-masing tabung.
c.
Ke
dalam tabung 1 ditambahkan 5 ml FeCl3 0,2 M, disimpan sebagai standar.
d.
Ke
dalam gelas kimia 100 ml, dimasukan 10 ml FeCl3 0,2 M dan tambahkan air sampai
25 ml. Pepet 5 ml larutan ini dan dimasukan ke dalam tabung 2. Sisa laruan yang
akan digunakan untuk langkah berikutnya.
e.
Diambil
10 ml larutan FeCl3 dari sisa percobaan langkah 4 tambahkan air sempai volume
25 ml. Pipet 5 ml larutan ini dimasukan ke dalam tabung 3. Sisa laruan akan
digunakan untuk langkah berikutnya.
f.
Dilakukan
pekerjaan yang sama (seperti langkah e) untuk tabung reaksi 4.
g.
Untuk
menghitung konssentrasi FeCl3, bandingkan larutan pada tabung ke-2 dengan
tabung ke-1 (sebagai standar). Pengamtan dilakukan dengan cara melihat kedua
warna larutan dari atas tabung reaksi. Jika itensitas warna belum sama,
keluarkan larutan dari tabung ke-1 setetes dmei setetes sampai kedua tabung menunjukan warna yang
sama. Diukur tinggi kedua larutan dengan mistar.
E.
Hasil Pengamatan
1.1.Kesetimbangan besi (III) tiosionat
Tabung ke
|
Ditambahkan
|
Warna awal
|
Warna akhir
|
keterangan
|
1
|
-
|
Merah bata
|
Merah bata
|
Tidak terjadi perubahan
|
2
|
10 tetes KSCN 0,002 M
|
Merah bata
|
Merah
|
Terjadi perubahan
|
3
|
3 tetes FeCl3
|
Merah bata
|
Merah pekat
|
Terjadi perubahan
|
4
|
5 tetes KH2PO4 0,2
|
Merah bata
|
Bening, terjadapat warna jingga di dasar tabung reaksi
|
Terjadi perubahan
|
1.2.Penentuan harga tetapan kesetimbangan
Sketsa langkah kerja
|
Tabung ke
|
Tinggi tabung
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
KSCN + FeCl3
|
1
|
6,0 cm
|
3,7 cm
|
Warna merah pekat, kental sekali
|
KSCN + FeCl3 + air
|
2
|
5,8 cm
|
4,8 cm
|
Warna merah pekat tingkat kekentalan dibawah tabung reaksi I
|
|
3
|
5,5 cm
|
6,3 cm
|
Warna merah kehitam-hitaman, tingkat kekentalan rendah
|
|
4
|
4,8 cm
|
7,1 cm
|
Warna merah, larutan encer
|
2 tetes FeCl3 0,2 M dibagi rata
10
ml KSCN 0,002 M
|
3
|
4
|
2
|
1
|
1). Standar 2).
10 tetes KSCN 3). 3 tetes FeCl3 4). 5 tetes KH2PO4
KSCN
+5 FeCl 0,2 M
Standar
10
ml FeCl3 0,2
|
+ 15 ml air
Sisa + 15 ml air
Sisa + 15 ml air
- Penentuan harga tetapan kesetimbangan
Tabung
|
(Fe3+) mula 2x
|
(SCN) mula 2x
|
D1 / dx
|
(FsCN2+) stb A
|
(SCN) stb B
|
(Fe3+) stb C
|
1
|
0,2
|
0,002
|
1
|
0,101
|
-0,099
|
0,099
|
2
|
0,08
|
0,002
|
0,95
|
0,010201
|
-0,008201
|
-0,06496
|
3
|
0,032
|
0,002
|
0,96
|
0,09696
|
-0,09496
|
-0,06598
|
4
|
0,0128
|
0,002
|
0,78
|
0,07878
|
-0,07678
|
-0,06598
|
Tabung
|
A x B x C
|
(A x B)/ C
|
A/ (B x C)
|
1
|
-0,0009899
|
-0,101
|
-10,305071
|
2
|
0,0000054
|
0,0012885
|
19,149615
|
3
|
0,0005981
|
0,141738
|
15,718315
|
4
|
0,0003991
|
0,0916747
|
15,551037
|
- Perhitungan
ü Menghitung konsentrasi setelah pengenceran pada
gelas kimia 1
M1
. V1 = M2 . V2
0,2 . 10 = M2
. 25
M =
ü
Menghitung
konsentrasi setelah pengenceran pada gelas kimia 2
M1
. V1 = M2 . V2
0,08 . 10 = M2
. 25
M2 =
ü
Menghitung
konsentrasi setelah pengenceran pada gelas kimia 3
M1
. V1 = M2 . V2
0,032 . 10 = M2
. 25
M2 =
Perbandingan
P.
Tabung 1 dan 2 =
=
= 1,2 cm
P.
Tabung 1 dan 3 =
=
= 0,95 cm
P.
Tabung 1 dan 4 =
=
= 0,85 cm
M campuran = M1
x V1 + M1 x V2 =
=
=
FeSCN2+ setimbang
M campuran =
=
=
=
= 0,101
F.
Pembahasan
Pada praktikum
ini, mengamati tentang kesetimbangan kimia. Pada percobaan pertama mempelajari kesetimbangan besi (III) tiosianat. Pada percobaan pertama dimana tabung 1 dijadikan sebagai
pembanding. Pada tabung pertama ini tidak terjadi perubahan warna. Terjadinya perubahan
ini bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia yaitu perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan
volume dan perubahan suhu.. Pada tabung ketiga, larutan awal ditambah dengan
larutan FeCl3 0,2 M, dimana warna larutan yang semula
merah berubah menjadi merah pekat dan
lebih pekat daripada tabung 1 maupun tabung 2. Hal ini dikarenakan larutan yang ditambahkan pada tiap-tiap tabung berbeda
konsentrasinya. Sedangkan Pada tabung
keempat dengan ditambahkan 5 tetes KH2PO4
0,2 M, hasilnya adalah warna yang
semula merah menjadi bening dan terdapat endapan. Adanya endapan tersebut
terjadi karena adanya unsur logam pada larutan FeSCN, sedangkan warna berubah menjadi bening
karena adanya reaksi antara FeSCN3+ dengan KHPO4, dimana Fe3+ akan berikatan dengan ion PO43-
membentuk FePO4. Kemudian ion SCN- akan diikat oleh H+
dan membentuk HSCN, sedangkan K+ tidak berikatan dengan senyawa lain.
Pada percobaan kedua adalah penentuan harga tetapan
kesetimbangan. dari ke empat tabung akan terjadi intensitas warna yang berbeda.
Hal ini karena adanya faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu
perubahan volume. Untuk menunjukan warna yang sama dikeluarkan larutan yang
warna lebih peka setetes demi setetes ke tiap-tiap tabung sehingga keempat
tabung tersebut menunjukan warna yang sama. Pada tabung 1 terjadi pengurangan
volume awalnya 6 cm berkurang menjadi 3,7 cm. Tabung 2 awalnya 5,8 cm berkurang
menjadi 4,8 cm. Sedangkan tabung 3 dan 4 terjadi penambahan volume. Tabung 3
awalnya 5,5 cm bertambah menjadi 6,3 cm dan tabung 4 awalnya 4,8 cm bertambah
menjadi 7,1 cm. Hal ini membuktikan volume mempengaruhi kesetimbangan kimia.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan praktkum di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kesetimbangan kimia dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah perubahan suhu, perubahan tekanan dan
perubahan konsentrasi.
2.
Perubahan konsentrasi dapat ditandai dengan
perubahan warna larutan.
3.
Terjadi
pengurangan dan penambahan volume untuk mencapai kesetimbangan.
4.
Harga
konstanta kesetimbangan adalah 0,101 M dengan menggunakan rumus:
Mcampuran = M1 . V1 + M1
. V2 atau M campuran =
Daftar Pustaka
Maulana, Puri. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/faktor-fakt
or-yang-mempengaruhi-pergeseran-kesetimbangan-kimia.html
diakses 13/12/13
Anonim,
http://pasihahtetrasianoferat.wordpress.com/kelas-xi/kesetimbang
an-kimia/ diakses 13/12/13 pukul 20:07
Nana, Tin. 2012. http://kaatibun.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum
-kimia-dasar-1_27.html
diakses pada 13/12/13 pukul 20:28
pada praktikum kesetimbagan kimia dengan menggunakan larutan kalium tiosianat, larutan ferri nitrat Fe(NO3)3 dan aquades. nah apa tujuan utamanya pada percobaan tersebut
BalasHapus