MENGIDENTIFIKASI PERUBAHAN KIMIA
A.
Tujuan
1.
Mengidentifikasi
adanya karat akibat perubahan kimia
2.
Mengidentifikasi
timbulnya gas akibat perubahan kimia
3.
Mengidentifikasi
adanya endapan akibat perubahan kimia
4.
Mengidentifikasi
adanya perubahan suhu akibat perubahan kimia
B.
Dasar Teori
1.
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan
zat baru. Pada perubahan kimia hakekat zat mula-mula berbeda dengan hakekat zat
baru yang dihasilkan. Semua reaksi kimia merupakan perubahan kimia. Pada perubahan
kimia. Ciri perubahan kimia (reaksi kimia) yaitu adanya gelembung gas,
terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna, dan terjadi perubahan suhu. (Wahyu,
http://ibrahim-wahyus.blogspot.com/2011/02/sifat-materi-dan-perubahan-materi.html.
diakses pada 24/11/13. pukul 06:43).
1. Terjadinya pembentukan gas
Pembentukan gas biasanya
menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi pembentukan gas ditandai
dengan adanya gelembung-gelembung udara jika reaksi berlangsung sebagai
larutan, atau bau yang tercium ataupun tampak asap yang keluar dari sebuah
reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
Contoh:
Contoh:
a. Pada proses pembuatan kue,
penambahan soda kue menyebabkan adonan kue menjadi mengembang. Soda kue
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan kue
mengembang.
b. Reaksi antara batu marmer dengan
larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen (H2).
c. Logam stronsium atau barium yang
dimasukkan ke dalam air, menghasilkan gas hidrogen (H2). (Maulana, 2013)
2. Terbentuknya endapan
Suatu larutan
dapat bereaksi dengan larutan lain membentuk endapan (padatan). Reaksi ini
disebut reaksi
pengendapan. Sebagai contoh, reaksi antara larutan kalsium nitrat
dengan larutan natrium karbonat. Bila kedua larutan ini dicampur, maka akan
terbentuk endapan kalsium karbonat yang berwarna putih. (amelia)
3. Adanya perubahan suhu
pada reaksi
kimia, reaktan di ubah menjadi produk, perubahan yang terjadi dapat di sebabkan
adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom peraksi dan pembentukan ikatan-ikatan
baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan di perlukan energi. Reaksi kimia
yang menghasilkan energi yang bentuk panas disebut denngam reaksi eksotermis,
sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis.
Reaksi kimia
yang terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dengan sistem, tempat diluar
sistem di sebut lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi
panas dari sistem lingkungan. Pada reaksi endotermis, terjadi perpindahan
energi panas darilingkungan ke sistem. (Muhammad
Risal, 2013)
2.
Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi
senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa
teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi
pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)
bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak
sebagai pengoksidasi.(Anonim, 2013)
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Dintaranya faktor pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan
reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. (Awalia, 2011)
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat:
-
Kapas
-
Paku
-
Kaca
arloji
-
Gelas
kimia
-
Tabung
reaksi
-
Pipet
tetes
-
Serbuk
besi
2.
Bahan
-
Cuka
-
NaOH
D.
Langkah Kerja
·
Kegiatan
1
1.
Disiapkan
sebuah paku dan segumpal kecil kapas
2.
Paku
dibalut dengan kapas tersebut, kemudian diteteskan cuka ke kapas tersebut
dengan memakai pipet tetes, disimpan diatas kaca aroji (didiamkan selama 20
menit)
3.
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
·
Kegiatan
2
1.
Disiapkan
sebuah gelas kimia yang bersih
2.
Larutan
cuka 50 ml dimasukan ke dalam gelas kimia
3.
Paku
dimasukan ke dalam gelas kimia yang telah berisi larutan cuka. (diamkan selama
20 menit)
4.
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
·
Kegiatan
3
1.
Disiapkan
gelas kimia, cuka dan serbuk besi yang akan digunakan.
2.
Larutan
cuka 50 ml dimasukan ke dalam gelas kimia, kemudian ditambahkan serbuk besi.
3.
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
·
Kegiatan
4
1.
Masukan
larutan besi asetat (yang diperoleh dari percobaan 3) ke delam tabung reaksi.
2.
Dimasukan
NaOH ke dalam tabung reaksi.
3.
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
E.
Hasil Pengamatan
No
|
Bahan
|
Keadaan Awal
|
Keadaan Akhir
|
1
|
Cuka + Paku
|
Tidak
berkarat, tidak ada gas, tidak panas.
|
Timbul gas,
terdapat gelembung, suhu panas.
|
2
|
Cuka + paku +
kapas
|
Warna paku
hitam
|
Warna paku
bening.
|
3
|
Cuka + serbuk
besi
|
Serbuk
|
Terdapat
gelembung, timbulnya endapan.
|
4
|
Besi astetat
+ NaOH
|
Air keruh
|
Timbulnya
gas, suhunya panas, terdapat endapan.
|
D.
Pembahasan
Perubahan meteri dibagi menjadi dua, yaitu perubahan fisika dan perubahan
kimia. Pada praktium ini dilakukan
mengidentifikasi perubahahan kimia pada larutan cuka yang dimasukan paku (besi),
serbuk besi dan krtistal NaOH. Dan perubahan yang terjadi pada paku yang
dibalut dengan kapas.
Percobaan pertama, dilakukan sebuah paku yang telah dibalut dengan kapas
dan ditetesi larutan asam cuka. Besi yang telah dibalut ditetesi asam cuka akan
terjadi perubahan adanya karat. Namun, pada percobaan ini setelah didiamkan
selama 20 menit, paku yang tadinya
berwarna hitam berubah menjadi bening, dan tidak terjadi adanya karat. Hal ini
mungkin kurang ketelitian saat percobaan dilakukan.
Pada percobaan kedua, paku yang dimasukan ke dalam gelas kimia yang
berisi larutan asam cuka. Menggunakan asam cuka cuka pada percobaan ini karena
tinggkat pH yang tinggi, yang mengakibatkan terjadinya korosi (pengkaratan).
Paku yang direndam pada larutan cuka terjadi perubahan. Yaitu tumbulnya gas dan
pengkaratan.
Setelah dilakukan
percobaan kedua, larutan tersebut di masukan dalam gelas kimia dan ditambah
dengan serbuk besi. Penambahan serbuk besi ini terjadinya perubahan, yaitu
timbulnya endapan serbuk besi dan adanya gas. Pada percobaan terakhir, hasil
dari percobaan ketiga yang terjadi pengendapan, ditambahkan dengan kristal
NaOH. Setelah diamati terjadinya gelembung gas dan perubahan suhu menjadi
panas. Pembentukan gas biasanya
menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi pembentukan gas ditandai
dengan adanya gelembung-gelembung udara. Sedangkan terjadinya perubahan suhu
disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antar
atom peraksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk
memutuskan di perlukan energi. Reaksi kimia yang menghasilkan energi yang
bentuk panas disebut dengam reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap
energi panas disebut reaksi endotermis.
E.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat
disimpulkan
1. Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru.
2. Larutan asam cuka merupakan faktor
terjadinya perkaratan pada paku.
3. Terjadinya endapan ketika penambahan
serbuk besi pada larutan asam cuka
4. Terjadinya perubahan suhu menjadi panas
ketika ditambahkan kristal NaOH karena adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom peraksi.
Referensi:
Anonim,
2013.
http://kholdani.blogspot.com/2013/05/makalah-karya-ilmiah-remajakorosi.html.
diakses pada 22/11. pukul 21:01
Awalia,
nur. 2011. http://awalia-ramadhani.blogspot.com/2011/12/laporan-percobaan-korosi.html#ixzz2lNoYIwkf. Diakses pada 22/11
pukul 21:11
Maulana,
Ilham. 2013. http://samlikum.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-kimia-reaksi_8497.html
diakses pada 24/11/13 pukul 6:16
Amelia.
http://amelanandalbs.wordpress.com/2012/04/30/perubahan-fisika-dan-kimia/. diakses
pada 24/11/13 pukul 7:13
Risal, Muhammad
http://www.rumus-fisika.com/2013/01/ciri-ciri-reaksi-kimia.html diakses pada
24/11/13 6:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar