Laporan Praktikum

Rabu, 07 Mei 2014

BUFFER DAN HIDROLISA



BUFFER DAN HIDROLISA
A.    Tujuan
1.      Menentukan larutan yang terjadi berdasarkan pengukuran pH.
a.       Preses Buffer
b.      Proses Hidrolisa
c.       Proses asam atau basa kuat yang terionisasi
2.      Menghitung pH teoritik dari ke 3 proses tersebut
B.     Dasar Teori
1.      Larutan Penyangga (Buffer)
Menurut Adom (2009: 5, dalam Rizki Hasmi “online”) larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Secara umum,  larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.
Sunardi (2006: 34) larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH <7 ), sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah dan basa konjugasi sedangkan ;larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah dan asaam konujugasi. Berikut adalah larutan penyangga asam dan basa yang dipaparkan oleh Adom (2009: 5).
a.       Larutan penyangga asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion HCO3- membentuk molekul H2CO3.
HCO3- (aq)  + H+(aq)  → H2CO3 (aq)
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (H2CO3), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam H2CO3 membentuk ion HCO3- dan air.
H2CO3 (aq) + OH-(aq)  → HCO3- (aq)  +  H2O(l) 
b.      Larutan penyangga basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih. Contoh:  NH4OH dengan NH4Cl.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq)  +  H+(aq)  →  NH4+ (aq)
Pada penambahan basa, jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) +  OH-(aq)  →  NH3 (aq)  +  H2O(l) (Farx, 2011 : 2).
2.      Hidrolisia
Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion-ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion (+) dan ion (-) dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis yang berarti peruraian (Anonimous, 2014).
Berikut menurut Ralph H. Pettruck beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya:
a.       Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
b.      Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3O+) yang bersifat asam (pH<7).
c.       Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contohnya Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis: A - + H 2 O → HA + OH -
d.      Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Sebagai contoh suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)

C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Gelas ukur
b.      Gelas kimia
c.       Pipet tetes
d.      Plat tetes
2.      Bahan
a.       Kertas indikator universal
b.      Aquades
c.       Larutan CH3COOH 1 M
d.      NH4Cl 1 M
e.       Na4PO4 1 M
f.       NaOH 1 M
g.      KH4PO4

D.    Langkah Kerja
1.      1 ml CH3COOH 1 M dicampur dengan 1 ml NaOH 1 M. Ukurlah pH-nya dengan kertas indikator.
2.      1 ml CH3COOH 1 M diencerkan dengan 10 ml, dengan cara menambahkan 9 ml aquades. Hitung konsentrasinya.
Masukan ke dalam tabung reaksi.
a.       2 ml Cuka yang telah diencerkan + 2 ml NaOH yang telah diencerkan
b.      5 ml Cuka yang telah diencerkan + 2 ml NaOH yang telah diencerkan.
c.       2 ml Cuka yang telah diencerkan + 5 ml NaOH yang telah diencerkan
Diukur pH ketiga campuran larutan tersebut dan catat hasilnya. Terjadi proses apakah ke tiga larutan tersebut?
3.      Terjadi proses apakah dalam larutan tersebut di bawah ini:
a.       Tetesilah kertas PH dengan larutan Na3PO4, pH?
b.      Tetesilah kertas PH dengan larutan NH4Cl, pH?
4.      Hitunglah secara teoritik: nomor 1 dengan nomor 3.

E.     Hasil Pengamatan
1.1  Tabel Pengamtan
No
Larutan
Warna Indikator
pH
1
CH3COOH + NaOH
Kuning
4
2
2 ml CH3COOH + 2 ml NaOH
Hijau
7
3
5 ml CH3COOH + 2 ml NaOH
Kuning
6
4
2 ml CH3COOH + 5 ml NaOH
Biru
12
5
KH2PO4
Kuning
6
6
NH4Cl
Biru
5

1.2  Hasil Perhitungan
1.      Mol CH3COOH = m. V = 1 . 1 = 1 mol            mol NaOH = m . v = 1 . 1 = 1 mol
CH3COOH +  NaOH    CH3COONa + H2O
M             1 mol             1 mol               -                   -
R            1 mmol            1 mmol        1 mmol        1 mmol       
S                            0                    0                1 mmol        1 mmol
1. M CH3COONa =
                              =  = 0,5 = 5x10-1
[OH-] =   =  =  
          =  =  . 10-5
pOH = - log (OH-)                              
pOH = - log  . 10-5                              
pOH = 5-log
pH = 14 - POH = 14 – (5-log )
                        = 9 + log
2.      Pengenceran
CH2COOH  M1 . V1 = M2 . V2
M2 =  = 0,1
NaOH M1 . V1 = M2 . V2
M2 =  = 0,1
a.       M = 0,1
V CH3COOH = 2 m
Jawab
n CH3COOH = M .V
= 0,1 . 2
= 0,2 mmol
n NaOH = M .V
= 0,1 . 2
= 0,2 mmol
                             CH3COOH + NaOH  → CH3COONa + H2O
                        M     0,2             0,2                     -                 -
                        r        0,2             0,2                    0,2             0,2
                        s         -                 -                       0,2               0,2
                        M CH3COONa = =  = 0,05 = 5x10-2
                        (OH-) =  =  =  
                                 =  
                                 =  . 10-5
                                 pOH = - log (OH-)
                                 pOH = - log  . 10-6
                                            pOH = 6-log
                                 pH = 14 - pOH
                                     = 14 – (6-log )
                                    = 8 + log

b.       n CH3COOH = M . V
                        = 0,1 . 5
                         = 0,5
n NaOH = M . V
              = 0,1 . 2
              = 0,2
               CH3COOH + NaOH            CH3COONa + H2O
           M        0,5             0,2                        -                    -
r           0,2             0,2                    0,2             0,2
           s            0,3             -                       0,2               0,2
           (H+)  = Ka .  
                   = 1,8x10-5 .
                   = 1,8x10-5 . 1,5
                   = 2,7x10-5
           pOH = -log (H+)
                    = - log2,7 x10-5
                     = 5-log 2,7
c.        n CH3COOH = M . V
                         = 0,1 . 2 = 0,2
n NaOH = M . V
               = 0,1 . 5
   = 0,5

                          CH3COOH + NaOH                CH3COONa + H2O
                     m        0,2             0,5                            -                 -
                      r          0,2             0,2                          0,2             0,2
                      s            -                0,3                     0,2               0,2
           (OH­-) = Kb .  
                    = 2x10-5 .
                     = 2x10-5 . 1,5 = 3x10-5
POH = - log (OH-)                   
POH = - log 3x10-5                         
POH = 5-log 3
           pH  = 14- POH
                  = 14 – (5-log 3)
                       = 9 log 3
3.      KH2PO4       KH2+ + PO-4
KH2PO4 + H2O             KOH + H2PO4
                        (OH-) =  
                                  =   =  
                                 =  
                                 =  . 10-5
                               pOH = - log (OH-)               
                               pOH = - log  . 10-5           
                               pOH = 5-log
                               pH = 14-pOH
= 14 – (5-log )
= 9 + log

F.     Pembahasan
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. Sedangkan hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan larutan yang terjadi berdasarkan pengukuran PH, dengan tiga proses, yaitu proses buffer, hidrolisa dan proses asam atau basa kuat yang terionisasi. Dan setelah itu menghitung pH teoritik dari ke tiga proses tersebut.
Pada percobaan pertama dilakukan menggunakan pengenceran CH3COOH 1 M dan NaOH 1 M, setelah keduanya dicampurkan didapat warna kuning menggunakan indikator universal. Di mana pH adalah 4. Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Dengan reaksinya: CH3COOH +  NaOH    CH3COONa + H2O. Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Pencampuran ini menunjukan proses buffer karena sisa akhirnya adalah 0, dan bersifat asam.
Pada percobaan kedua, 1 ml CH3COOH diencerkan hingga 10 ml dengan aquades. Begitupun dengan NaOH. Pada percobaan kedua ini dilakukan tiga percobaan dengan masing-masing pencampuran yang berbeda. Setelah keduanya diencerkan. Percobaan pertama dicampurkan 2 ml CH3COOH ditambah 2 ml NaOH yang menghasilkan warna hijau dengan pH 7. Karena volume yang sama  antara asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Untuk pencampuan kedua yaitu 5 ml CH3COOH dengan 2 ml NaOH, dihasilkan warna kuning dengan pH nya adalah 6. Bila pada percobaan pertamma bersifat netral, maka untuk ini adalah bersifat asam. Karena menunjukan pHnya 6. Hal tersebut dipengaruhi oleh volume di mana  CH3COOH lebih banyak dibandingkan dengan NaOH. Juga menunjukan proses hidrolisa karena terdapat sisa akhir dari CH3COOH. Sementara untuk percobaan ketiga, pH yang didapat dalah 12 dengan dihasilkan warna biru. Hal tersebut dikarenakan volume NaOH lebih banyak dari pada CH3COOH. Anion CH3COO- berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis. Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7).
Pada percobaan ketiga, adalah larutan KH2PO4 diteteskan pada kertas pH dengan pH adalah 6 menghasilkan warna kuning, dan pada larutan NH4Cl menghasilkan warna biru dengan pH 5. Hal tersebut menunjukan bahawa keduanya merupakan larutan asam lemah.
Secara teoritik dilakukan penghitungan dengan menggunakan beberapa rumus. Untuk mencari mol = m. v. Dan mencari M =  . Bila sudah didapat maka dapat dicari konesntrasi [OH-] dan konesntrasi. Untuk mencari [OH-] = . dan setelah [OH-]didapat maka dimasukan ke rumus: pOH = - log (OH-), lalu barulah bisa mencari pH-nya, pH = 14 – pOH.
Setelah penghitungan dengan teoritik atau rumus, didapat pencampuran CH3COOH + NaOH adalah 9 + log . Pada 2 ml CH3COOH + 2 ml NaOH adalah 8 + log . Pada 5 ml CH3COOH + 2 ml NaOH adalah 5-log 2,7. Dan untuk 2 ml CH3COOH + 5 ml NaOH adalah 9 log 3. Dan untuk KH2PO4 adalah 9 + log . Dan setelah dibandingkan memiliki nilai yang berbeda, hal tersebut karena dimungkinkan adanya kesalahan ketika percobaan dilakukan, yaitu kurangnya keteletian dan tidak tepatnya saat pengukuran volume ketika proses pencampuran.

G.    Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Larutan buffer adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. Dan larutannya adalah CH3COOH +  NaOH    CH3COONa + H2O di mana kedua larutan tersebut volumenya sama dengan tidak ada sisa akhirnya.
2.      Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air, dan di mana terdapat sisa pada produknya (sebelah kiri).
3.      Untuk mencari [OH-] =  dan pOH = - log (OH-), lalu baru bisa mencari pH dengan rumus pH = 14 – pOH. Sehingga didapat CH3COOH + NaOH adalah 9 + log . Pada 2 ml CH3COOH + 2 ml NaOH adalah 8 + log . Pada 5 ml CH3COOH + 2 ml NaOH adalah 5-log 2,7. Dan untuk 2 ml CH3COOH + 5 ml NaOH adalah 9 log 3. Dan untuk KH2PO4 adalah 9 + log .


Referensi:
Aninimous, 2013. “Hasil Laporan Praktikum Kimia.” [online]. Tersedia:
http://jatimmurah.wordpress.com/2013/03/07/hasil-laporan-praktikum-kimia/ diakses pada 23 April 14
Hasmi, Rizki. 2014. “laporan praktikum kimia dasar 2 larutan buffer” [online].
Tersedia: http://embukcity.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-kimia-dasar-2-larutan.html diakses pada 23 April 14
Pettruci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern
.Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga
Sunardi, 2006. Bank Soal Kimia Umum. Bandung: M2S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar