JEMBATAN WHEATSTONE
A.
Tujuan
Menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan nilai
metode jembatan
B.
Dasar Teori
Rangkaian
jembatan secara luas telah digunakan dalam beberapa pengukuran niai suatu
komponen seperti: rasistansi, induktansi, dan kapasitansi serta
parameter-parameter rangkaian lainnya yang diperoleh langsung dari nilai
komponnya seperti frekuensi, sudut fasa, dan temperatur.
Karena
rangkaian jembatan hanya membandingkan antara nilai komponen yang belum
diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya, maka akurasi
pengukurannya menjaid hal yang sangat penting, terutama pada pembacaan
pengukuran perebandingannya yang hanya
didasarkan pada sebuah indikator NOL pada kesetimbangan jembatan.
Jembatan DC
bertipe NOL dikenal dengan nama Jembatan Wheatstone, dengan empat lengan yang
terdiri dari sebuah hambatan yang belum diketahui nilainya (Rx), dua hambatan
yang bernilai sama (R2 dan R3) serta hambatan variabel (Rv). Tegangan DC
ditempatkan diantara titik AC serta hambatan variabel diatur sedemikian rupa
sehingga tegangan yang terukur pada titik BD sama dengan nol. Titik nol ini
biasanya diukur dengan galvanometer yang mempunyai sensitivitas tinggi. (Pramono,
2014).
Jembatan Wheatstone
adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan
meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan
Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3,
dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti
dan dapat diatur (Dedy, 2012).
Yonathan
Andrianto Suroso, memaparkan beberapa hukum dasar
rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone:
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu
penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan
listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Hukum ini
dicetuskan oleh Georg Simon Ohm.
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan:
V = I . R atau I = V/R
Dimana
I : arus listrik yang
mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V : tegangan listrik
yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R : hambatan listrik
yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
2. Hukum Kirchoff I
Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal
dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk
dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan.” Jumlah I masuk = I keluar.
3. Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi: “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL
(E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.”
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya
energilistrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi
bisadigunakan atau diserap.Rangkaian Jembatan Wheatstone adalah susunan dari 4
buah hambatan, yangmana dua dari hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan
hambatan yang belumdiketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain
dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2 titik
diagonal lainnya diberikansumber tegangan. Dengan mengatur sedemikian rupa
besar hambatan variabelsehingga arus yang mengalir pada Galvanometer = 0, dalam
keadaan ini jembatandisebut seimbang, sehingga sesuai dengan hukum Ohm berlaku
persamaan:
R1 . R2 = R3 . Rx
Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi sebagai berikut:
R1 . R2 = R3 . Rx
Rx =
. R1
Bila nilai R 1dan
R 3 diganti dengan panjang kawat L1dan L2 maka rumus di atas dapat ditulis
sebagai berikut:
Rx =
. Rv
Dengan:
Rv: hambatan variabel disebut juga sebagai lengan standar
R2 dan R3: kawat hambatan dan disebut sebagai lengan perbandingan
Hadi Pramono (2014: 92), menjelaskan jika R2 dan R3
menyatakan hambatan pada kawat dengan panjang L1 dan L2, maka dapat juga
ditulis dengan:
Rx = Rv
C.
Alat dan Bahan
1.
Jembatan
wheatstone
2.
Power
supplay AC-DC 12 volt
3.
Besic
meter
4.
Rheostart
10 ohm – 3 ohm
5.
Kawat
homogen
6.
Kabel-kabel
7.
Resister
variabel
D.
Langkah Kerja
1.
Susunlah
rangkaian percobaan!
2.
Sebelum
rangkai dihubungkan dengan sumber tegangan, konsultasikan kepada asisten apakah
susunan rangkaian sudah benar atau belum.
3.
Geserlah
kontak logam yang tehubungan dengan kawat ke kanan atau ke kiri, sedmikian
hingga jarum galvanometer menunjukan
angka nol.
4.
Ukurlah
panjang kawat yang ada disebelah kiri dan sebelah kanan kontak logam.
5.
Ubah-ubahlah
nilai resister variabel, untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Kemudian geser
kontak logam ke kanan atau ke kiri hingga jarum golvanometer menunjukan angka
nol. Ukur panjang kawat sebelah kanan dan sebelah kiri logam.
6.
Gantilah
resister Rx dengan yang lain. kemudian lakukan seperti langkah 1 – 5.
E.
Hasil Pengamatan
1.1.Tabel Pengamatan
No
|
V
|
Besic meter
|
I
|
L1 (m)
|
L2 (m)
|
Rv
|
Rx
|
1
|
3V
|
1 A
|
99 Ω
|
0,52 m
|
0,48 m
|
0,03 Ω
|
0,0325 Ω
|
|
5 A
|
19,6 Ω
|
0,54 m
|
0,46 m
|
0,153 Ω
|
0,179 Ω
|
|
2
|
6V
|
1 A
|
57 Ω
|
0,73 m
|
0,27 m
|
0,105 Ω
|
0,283 Ω
|
|
5 A
|
16,2 Ω
|
0,65
|
0,35 m
|
0,37 Ω
|
0,687 Ω
|
|
3
|
9V
|
1 A
|
35 Ω
|
0,02
|
0,98 m
|
0,257 Ω
|
0,005 Ω
|
|
5 A
|
16,8 Ω
|
0,81
|
0,19 m
|
0,535 Ω
|
2,28 Ω
|
1.2.Perhitungan
1.
Percobaan 1
a.
Dik:
v = 3v . 1A
I =
=
= 99
L2
= 0,48 m
L1
= 0,52 m
Rv =
=
= 0,03 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,03
= 0,0325 Ω
b.
Dik:
v = 3v . 5A
I =
=
= 19,6
L2
= 0,46 m
L1
= 0,54 m
Rv =
=
= 0,153 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,53
= 0,179 Ω
2.
Percobaan 2
a.
Dik:
v = 6v . 1A
I =
=
= 57
L2
= 0,27 m
L1
= 0,73 m
Rv =
=
= 0,105 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,105
= 0,283 Ω
b.
Dik:
v = 6v . 5A
I =
=
= 16,2
L2
= 0,35 m
L1
= 0,65 m
Rv =
=
= 0,37 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,37
= 0,687 Ω
3.
Percobaan 3
a.
Dik:
v = 9v . 5A
I =
=
= 35
L2
= 0,98 m
L1
= 0,02 m
Rv =
=
= 0,257 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,105
= 0,005 Ω
b.
Dik:
v = 9v . 5A
I =
=
= 16,8
L2
= 0,19 m
L1
= 0,81 m
Rv =
=
= 0,535 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,535
= 2,28 Ω
F.
Pembahasan
Jembatan wheatstone merupakan alat untuk mengukur
suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, juga untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali. Oleh
karena iu pada prktikum kali ini adalah bertujuan untuk menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan nilai
metode jembatan. dilakukan pula dengan enam pengamatan, yaitu 3 volt, 6 volt
dan 9 volt dari sumber hambatan atau power supplay dengan masing-masing
1 A dan 5 A.
Sebelum dilakukan pastikan rangkaian
tersusun dengan benar. Untuk mencari nilai Rx, terlebih dahulu dicari I dan Rv.
Untuk mencari I kumparan pada Rheostart tidak tertempel. Dan setelah didapat
dapat dihitung dengan rumus I =
, 100 itu
sendiri adalah jumlah nilai pada basic mater dan dikurangi nilai yang telah
didapat, lalu dibagi dengan arus. Arus masing-masing sudah dijelaskan diatas
yaitu, 1 A dan 5 A. Sementara untuk Rv didapat dengan rumus: Rv =
. dan setelah keduanya didapat, barulah
mencari Rx-nya.
Untuk menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor,
dengan rangkaian jembatan wheatstone ini, terlebih dahulu mengatur kontak geser
dari kabel hitam yang tak terpakai kemudian digeser-geserkan pada kawat
sedemikian rupahingga skala yang ditunjuk oleh besic meter adalah nol. Setelah
ditemukan titik lokasi tersebut, dapat ditentukan nilai L1 dan
L2. L1 yang didapat ternyata bernilai besar, sedangkan L2
bernilai kecil. Ketika menentukan I, kumparan rheostart tidak tertempel,
sementara untuk mencari L1 dan l2 kumparan pada rheostart ditempelkan. Nilai
yang dicari adalah harus menunjukan pada angka nol. Karena jembatan dikatakan
setimbang jika beda potensial pada basic meter sama dengan nol (0 volt)
sehingga tidak ada arus yang melalui basic meter tersebut. Untuk nilai L1 diketahui berada sumber hambatan atau power
supplay, sedangkan L2 jauh dengan sumber tersebut.
Dari pengamatan di atas sesuai dengan hukum kischoff I
yang mengatakan Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol. Setelah menunjukan angka nol, dalam
menentukan nilai L2 dan L1 ditentukan dengan cara: L2 = 100 – L1, karena terdapat
hubungan yaitu L1 + L2 adalah panjang kawat penghantar yang dipakai yaitu 1
meter (100 cm). Untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya,
maka menggunakan persamaan yang berkaitan dengan hukum Ohm: Rx = Rv
. Maka didapat nilai Rx 3 volt pada 1 A dan 5
A masing-masing adalah 0,0325 Ω dan 0,0179 Ω. Nilai Rx 6 volt pada 1 A dan 5 A
masing-masing adalah 0,283 Ω dan 0,687 Ω. Dan nilai Rx 9 volt pada 1 A dan 5 A
masing-masing adalah 0,005 Ω dan 2,28 Ω.
Dari perhitungan di atas, bisa dikatakan bahwa bila
semakin besar hambatan (volt) pada arus 1 A, maka nilai Rx semakin kecil.
Sedangkan, bila semakin besar hambatan pada arus 5 A, nilai Rx yang didapat
semakin besar pula. Dengan demikian, arus mempengaruhi nilai Rx tersebut.
Sementara hukum Ohm mengatakan, jika suatu arus listrik
melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding larus
dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.
Dalam praktikum tentang jembatan wheatstone ini, baik
dalam pelaksanaan maupun dalam pengolahan tidak terpisahkan dari
kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi. Di antaranya ketidaktelitian
pada saat mengukur panjang kawat yang dipakai, ketidaktelitian pada saat
mengamati basic meter dan menentukan L1 dan L2 dengan
kontak geser yang terhubung pada basic meter. Kerusakan pada alat-alat
praktikum yang digunakan dan penyusunan rangkaian resisitor maupun rangkaian
pada alat jembatan wheatstone yang tidak tepat
G.
Kesimpulan
Dari percobaan praktikum dan perhitungan di
atas dapat ditarik kesemipulan, bahwa suatu
hambatan yang tidak diketahui dengan nilai metode jembatan dengan menggunakan rumus: Rx = Rv
sehingga didapat nilai Rx 3 volt pada 1
A dan 5 A masing-masing adalah 0,0325 Ω dan 0,0179 Ω. Nilai Rx 6 volt pada 1 A
dan 5 A masing-masing adalah 0,283 Ω dan 0,687 Ω. Dan nilai Rx 9 volt pada 1 A
dan 5 A masing-masing adalah 0,005 Ω dan 2,28 Ω.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi. 2012. “jembatan wheatstone”
http://dedy4brother.blogspot.com/2012/05/je
mbatan-wheatstone.html diakses pada 17 April 14
Pramono, Hadi. 2014. Panduan Praktikum Semester 2. Cirebon: Pusat
Labolatorium IAIN
Suroso,Yonanthan Andrianto. “Laporan Praktikum Disika Dasar II
Jembatan
Wheatstone.” http://www.scribd.com/doc/145342454/Laporan-Praktikum-
Fisika-Dasar-II-JEMBATAN-WHEATSTONE diakses pada 17
April 14
Terdapat kesalahan pada hukum kirchoff yang dicantumkan. Hukum kirchoff 1 yang seharusnya ditulis Hukum Kirchoff 2. Dimohon agar lebih teliti lagi
BalasHapus