INDEK BIAS
A.
Tujuan
1.
Menentukan nilai indeks
bias kaca plan paralel.
2.
Menentukan nilai indek
bias bahan pembuat prisma.
3.
Menentukan deviasi minimum
sebuah prisma.
B.
Dasar Teori
Menurut wikipedia (2013), Indeks bias pada medium didefinisikan
sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya dalam
ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada
suatu medium.
1. Pembiasan
oleh permukaan datar sejajar (plan pararel)
Menurut Anonim 2013, Kaca plan pararel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk
kubus dengan 6 sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya
lempeng tipis mirip batu-bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu
yang sering dilambangkan dengan d.
Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan pararel
adalah sinar tersebut akan megalami pergeseran. Cahaya atau berkas sinar akan
mengalmi 2 kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda kerapatannya.
Pembiasan pertama terjadi ketika berkas cahaya dari udara menuju kaca dan
pembiasan kedua terjadi saat berkas cahaya meninggalkan kaca menuju udara.
Menurut
Sasa (2012), rumus kaca plan paralel adalah :
t = 

Keterangan :
Keterangan : d = tebal balok
kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
2. Pembiasan oleh prisma
Menurut
Taufiqullah (2013), kaca prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang
datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang
kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis
normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis
normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat
yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar
dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat
optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang
melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah
kita mempelajari fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah
prisma seperti halnya terjadinya sudut deviasi dan dispersi cahaya.
Sudut yang
dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma
disebut sudut deviasi diberi lambang D. Besarnya sudut deviasi tergantung pada sudut
datangnya sinar.
D = i1 + r2 - B
Keterangan : D = sudut
deviasi
i1
= sudut datang pada prisma
r2
= sudut bias sinar meninggalkan prisma
B
= sudut pembias prisma
Besarnya sudut
deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma.
Apabila sudut
datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil. Sudut
deviasi akan mencapai minimum (Dm) jika sudut datang cahaya ke prisma sama
dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya
yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki,
i1 = r2 = i
(dengan i = sudut datang cahayake prisma)
dan
i2 = r1 = r
(dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma)
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Kaca paln paralel
b.
Prisma
c.
Mistar
d.
Busur pengukur sudut
2.
Bahan
a.
Jarum pentul
b.
Sterofoam
c.
Kertas HVS
D. Prosedur Kerja
1.
Untuk mengukur indeks bias kaca plan
paralel
a.
Siapkan selembar kertas HVS yang masih kosong dan bersih, letakkan
diatas meja. Letakkan kaca plan paralel tersebut diatas meja tersebut, gambar
segi empat dengan cara menggaris tepi kaca plan paralel.
b.
Tancapkan
jarum kira-kira ditengah garis panjang dari garis segi empat yang telah dibuat,
sejajar dan menempel salah satu sisi kaca. Kemudian tancapkan satu jarum lagi
disembarang titik disis kaca tidak menempel dan membentuk sudut terhadap garis
normal sisi kaca.





|


![]() |
jarum atau
paku sebagai representasi benda dan bayangan
c.
Dari sisi yang bersebrangan lihatlah dua jarum tadi, gerakkan
kepala anda sehingga melihat jarum tadi berimpit. Tancapkan dua jarum lagi, salah satu menempel
kaca dan yang lain berada pada jarak tertentu dari kaca. Keempat jarum yang
telah tertancap harus terlihat berimpit antara satu dengan yang lainnya.
d.
Singkirkan plan paralel dari atas kertas, kemudian cabut pula
jarum-jarumnya. Perhatikan titik lubang berkas menancapnya jarum.
e.
Hubungkan titik-titik lubang berkas jarum sehingga membentuk garis.
Buatlah juga garis normal sisi kaca yang melewati titik lubang jarum.
f.
Ukur sudut datang dan sudut bias dengan menggunakan busur pengukur
sudut. Ukur pula jarak pergeseran antara sinar yng masuk dan sinar yang keluar
dari kaca. Catat hasil pengukuran pada tabel.
g.
Lakukan kegiatan a s/d f sebanyak 5 kali, untuk beberapa sudut
datang yang berbeda.
2.
Untuk menentukan indeks bias prisma,
dan menentukan deviasi minimum
a.
Siapkan selembar kertas HVS yang masih kosong dan bersih, letakkan
diatas meja. Letakkan prisma diatas kertas tersebut. Gambar segitiga dengan
cara menggaris tepi prisma.
b.
Tancapkan jarum kira-kira ditengah sisi garis segitiga yang telah
dibuat sejajar dan menempel salah satu sis prisma. Tancapkan salah satu jarum
lagi disuatu titik pada sisi prisma dan tidak menempel pada prisma, sehingga
sudut datang
sebesar
300.

c.
Dari sisi prisma yang lain lihatlah dua jarum
tadi lewat dalam prisma. Gerakkan kepala anda sehingga melihat kedua jarum tadi
berhimpit. Tancapkan dua jarum lagi, salah stu jarum menempel pada prisma
sedangkan jarum yang lain tidak menempel. Keempat jarum tersebut harus terlihat
berhimpit satu dengan yang lainnya.
![]() |
Skema susunan alat percobaan
penentuan indeks bias prisma
d.
Singkirkan prisma dari atas kertas, kemudian cabut jarum-jarumnya.
Perhatikan titik lubang berkas menancapnya jarum.
e.
Hubungkan titik-titik lubang berkas jarum sehingga membentuk garis.
Buat juga garis normal sisi prisma yang melewati titk lubang jarum.
f.
Ukur sudut datang dan sudut sinar bias (deviasi pertama) terhadap
garis normal sisi pertama prisma. Catat hasil pengukuran pada tabel.
E. Hasil Pengamatan
1.
Plan Paralel
a.
Dik: d = 4 cm

ἰ = 58o
r = 55o
x = d

= 4

= 4

= 0,36 cm
b.
Dik: d = 4 cm

ἰ = 40o

x = d

= 4

= 4

= 4

=
0,42
c.
Dik: d = 4 cm

ἰ = 70o
r =
68o
x = d

= 4

= 4

= 4

=
0,36 cm
d.
Dik: d = 4 cm

ἰ = 48o
r =
62o
x = d

= 4

= 4

= 4

=
0,56 cm
e.
Dik: d = 4 cm

ἰ = 23o
r = 20o
x = d

= 4

= 4

= 4

=
0,22 cm
2.
Prisma kecil
a.
Dik: β = 60o

r2 = 45o
D = (i1+r2) – β
= (70+45) – 60
= 55o
Dm = 2i- β
= 2.70 – 60
= 80o
b.
Dik: β = 60o












= 66o
c.
Dik: β = 60o

r2 = 35o
D = (i1+r2) – β
= (60+35) – 60
= 35o
Dm = 2i- β
= 2.60 – 60
= 60o
d.
Dik: β = 60o
i1= 63o

D = (i1+r2) – β


= 23o
Dm = 2i- β
= 2.63 – 60
= 66o
3.
Prisma Besar
a.
Dik: β = 90o
i1= 25o



D = (i1+r2) – β
= (25+20) – 90o
= -45o
Dm = 2i- β
= 2.25 – 90
= -40o
b.
Dik: β = 45o

r2 = 30o


= (80+30) – 45o
= -45o
Dm = 2i- β
= 2.25 – 90
= -40o
F. Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan yakni mengenai indeks bias dilakukan
percobaan yaitu menentukan nilai indeks bias kaca plan paralel. Prisma kecil
dan prisma besar dan menentukan deviasi minimum sebuah prisma.
Kaca plan tersebut
merupakan keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar. Sebelum melewati kaca plan paralel, terlebih dahulu cahaya yang berasal
dari sumber cahaya melewati lensa. setelah itu diteruskan melewati diafragma 1
celah. Hal itu berfungsi untuk memusatkan cahaya pada satu celah guna untuk
mempermudah melihat efek pembiasan pada kaca plan paralel.
Pada percobaan ini balok kaca tersebut di
letakkan di atas steofom yang sudah di lapisi kertas untuk menggambar garisnya.
Berkas sinar masuk dari salah satu sisi balok kaca dengan sudut datang, lalu
mengalami pembiasan. Saat melewati bidang batas antara udara dan balok kaca, sudut
yang datang i lalu berkas sinar di biaskan dengan sudut bias r.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
bahwa besar sudut datang pertama tidak sama dengan sudut biasnya. Terlihat bahwa berkas sinar yang masuk ke
balok bergeser ke arah kiri bawah saat keluar dari balok kaca, namun keduanya
tampak sejajar, walaupun sebenarnya mengalami pergeseran. Pergeseran yang
terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca, dengan
ketebalan 4 cm.
Dalam percobaan ini menggunkan sudut
datang (i) 580, 400, 700, 480,230,
dan mendapatkan sudut biasnya r adalah 550, 350, 680,
420, 200. Sehingga akan menemukan pergeseran cahaya yaitu
menggunakan rumus. t = 

Dari rumus
di atas maka dapat mengetahui pergeseran cahayanya adalah 0,36 cm, 0,42 cm,
0,36 cm, 0,56 cm, 0,22 cm.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa
semakin besar sudut datang maupun sudut pantul maka pergeseran berkas sinar
semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena sudut datang dan sudut bias
berbanding lurus dengan pergeseran berkas sinar.
Pada percobaan kedua adalah menentukan
indek bias kaca prisma dan deviasi minimum prisma. prisma tersebut merupakan suatu benda tembus cahaya (bening)
terbuat dari gels yang dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut
tertentu satu sama lain. Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada
sudut datangnya cahaya ke prisma.
Sudut
datang yang digunakan adalah 700, 630, 600, 630,
dan mendapatkan sudur biasnya adalah 450, 650, 350,
dan 200. Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka
sudut deviasinya pun akan semakin kecil. Sudut deviasi akan mencapai minimum
(Dm) jika sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya
meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan
memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki. Untuk mencari deviasi minimum
menggunakan rumus Dm = 2i – β, sehingga
didapatkan nilai deviasi minimum adalah 800, 660, 600
dan 660.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Arah sinar
datang sejajar dengan arah sinar yang meninggalkan kaca plan paralel, akan
tetapi terjadi pergeseran berkas sinar.
2.
Semakin besar
sudut datang maupun sudut pantul maka pergeseran berkas sinar semakin besar
pula
3.
Plan paralel dengan
sudut datang (i) 580, 400, 700, 480,230,
mendapatkan sudut biasnya (r) adalah 550, 350, 680,
420, 200
4.
Prisma dengan sudut
datang 700, 630, 600, 630,
mendapatkan sudur biasnya adalah 450, 650, 350,
dan 200.
5.
Besar sudut deviasi
minimum masing-masing adalah 800,
660, 600 dan 660 dengan menggunakan rumus Dm = 2i – β
6.
Besarnya sudut
deviasi tergantung pada sudut datangnya sinar.
Daftar Pustaka
Anonim.2012.http://blogs.taz-ik.com/pembiasan-cahaya-pada-prisma/
Diakses pada hari Kamis, tanggal 6 Desember
2013 pukul 14:20
diakses pada hari Kamis, tanggal 6
Desember 2013 pukul 14:20
Diakses pada hari
Kamis, tanggal 6 Desember 2013 pukul 14:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar