ASAM-BASA DAN DERAJAT KEASAMAAN
A.
Tujuan
1.
Mengamati
perubahan warna beberapa indikator dalam asam dan dalam basa
2.
Menentukan
bahan mana yang termasuk asam
3.
Menentukan
sifat asam dan basa dari beberapa bahan melalui pengukuran pH.
4.
Menentukan
harga pH dari beberapa konsentrasi asam
B.
Dasar Teori
1.
Asam
dan Basa
Menurut
Arrhenius, 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen
(atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+). Basa adalah zat
yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidroksida. Menurut Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan
Thomas Martin Lowry (1874-1936), asam yaitu zat yang mendonorkan proton (H+)
pada zat lain, sedang basa yaitu zat yang dapat menerima proton (H+)
dari zat lain. Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3
dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni:
HCl(g) + NH3(g)
→NH4Cl(s)
Simbol (g) dan
(s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton
pada amonia dan berperan sebagai asam. Bila zat tertentu lebih mudah melepas
proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan
sebagai basa (Astuti, 2013).
Sifat asam
diantaranya terasa masam, terionisasi menghasilkan ion H+, memiliki
rentang pH sebesar 0-6,9 dan memerahkan lakmus biru. Sedangkan basa sendiri
senyawa yang bila dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH-.
Sifat sifat nya diantaranya ialah terasa pahit dan licin, terionisasi ion OH-,
memiliki rentang pH 7,1-14 dan membirukan lakmus merah. Indicator asam basa
adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan asam dan basa. Misalnya lakmus
merah dan lakmus biru. Lakmus merah jika dimasukkan dalam larutan dan tidak
berubah warna maka larutan tersebut termasuk larutan asam. Sedangkan lakmus
biru bila dimasukkan dalam larutan dan tidak berubah warna, maka larutan
tersebut termasuk larutan basa. Untuk menentukan larutan itu netral, maka
lakmus merah dan biru bersamaan dimasukkan dalam sebuah larutan dan tidak
menunjukkan perubahan warna kertas lakmus. Ada pula alat yang dapat mengukur pH
sebuah larutan dengan menggunakan indicator pH atau indicator universal atau
pula pH-meter (Nurwi, 2014).
2. Kekuatan
Asam dan Basa
Pada
dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion
H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil.
a. Derajat
keasaman (pH)
Untuk
air murni pada temperatur 25 °C : [H+] = [OH-] = 10-7 mol/L,
sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7. Jika pH = 7, maka larutan
bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7,
maka larutan bersifat basa. Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
b. Asam
Kuat
Disebut
asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
c. Asam
Lemah
Disebut
asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠
1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
[H+] =
, Ma adalah konsentrasi asam lemah,
Ka adalah tetapan ionisasi asam lemah
d. Basa
Kuat
Disebut
basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai
pOH dari konsentrasi basanya.
e. Basa
lemah
Disebut
basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan
besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus
dihitung dengan menggunakan rumus: [OH-] =
Ma
adalah konsentrasi basa lemah, Kb adalah tetapan ionisasi basa lemah
(Astuti, 2013).
Indikator
universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan indikator universal
yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal merah (trayek :
4,2-6,3), fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi
warna yang berbeda bergantung pada pH larutan.
Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam
larutan. Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen
klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida.
Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat. Asam kuat lain yang biasa
diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat. Asam hidroklorida adalah asam
kuat – terionisasi 100%. Tiap mol HCl bereaksi dengan air untuk menghasilkan 1
mol ion hidrogen dan 1 mol ion klorida (Anonimous, 2012).
C.
Alat dan Bahan
1.
Asam-Basa
a.
Alat:
1)
Pipet
tetes
2)
Plat
tetes
b.
Bahan
1)
Kertas
indikator universal
2)
Fenolftalen
3)
Metil
merah
4)
Larutan
HCl 0,1 M
5)
Larutan
H2SO4 0,1 M
6)
CH3COOH
0,1 M
7)
Air Jaruk
nipis
8)
Air Jeruk
manis
9)
Air Nanas
10)
Larutan
NaOH 0,1 M
11)
Larutan
KOH 0,1 M
12)
Larutan
sabun
13)
Deterjen
14)
Sampo
2.
Derajat
Keasamaan
a.
Alat:
1)
Gelas
beker
2)
Pepet
tetes
3)
Plat
tetes
b.
Bahan
1)
Larutan
HCl 0,1 M
2)
Larutan
HCl 0,01 M
3)
Larutan
HCl 0,001 M
4)
Larutan
CH3COOH 0,1 M
5)
Larutan
CH3COOH 0,01 M
6)
Larutan
CH3COOH 0,01 M
D.
Langkah Kerja
1.
Asam-Basa
a.
Disiapkan
plat tetes dan tentukan serta tandai berisan pertama, kedua, ketiga, keempat,
lalu masukan larutan berturut-turut ke dalam lubang sebagai berikut:
1)
Di
barisan pertama 2 tetes HCl 0,1 M, H2SO4 0,1 M dan CH3COOH 0,1 M.
2)
Di
barisan kedua 2 tetes air jeruk nipis, jeruk manis, nanas
3)
Di
barisan ketiga 2 tetes NaOH 0,1 M dan KOH 0,1 M.
4)
Di
barisan keempat 2 tetes larutan sabun, deterjen dan sampo.
5)
Lalu
pada masing-masing lubang dicelupkan kertas indikator universal dan diamati
perubahan warna yang terjadi.
b.
Dilakukan
langkah a di atas tetapi pada masing-masing lubang tersebut ditetesi larutan
fenolptalein.
c.
Dilakukan
langkah b di atas tetapi pada masing-masing lubang tersebut ditetesi larutan
metil merah.
2.
Derajat
Keasamaan
a.
Disiapkan
plat tetes dan tentukan serta tandai lubang dengan masing-masing nama bahannya.
Diisi masing-masing lubang tersebut beberapa tetes sebagai berikut
1)
Lubang
pertama larutan HCl 0,1 M
2)
Lubang
kedua larutan HCl 0,01 M
3)
Lubang
ketiga larutan HCl 0,001 M
4)
Lubang
keempat larutan CH3COOH 0,1 M
5)
Lubang
kelima larutan CH3COOH 0,01 M
6)
Lubang
keenam larutan CH3COOH 0,001 M
b.
Pada
masing-masing lubang, dimasukan sepotong kecil kertas indikator universal amati
warna apakah yang terjadi pada kertas indikator, lalu bandingkan dengan warna
yang tertata pada kemasan kertas tersebut dan tentukan pH dari larutan
tersebut.
c.
Dicatat
hasil pengamtan dalam tabel yang telah disediakan, hitung pula secara teoritis
menggunakan rumus.
d.
Disiapkan
plat tetes dan tentukan serta tandai lubang dengan masing-masing nama bahannya.
Diisi masing-masing lubang tersebut beberapa tetes sebagai berikut
1)
Larutan
NaHCO3 0,1 M
2)
Larutan
Na2CO3 0,1 M
3)
Larutan
NH4Cl 0,1 M
4)
Larutan
CaCl2 0,1 M
5)
Larutan
CH3COONa 0,1 M
6)
Larutan
CH3COOH 0,1 M
7)
Larutan
MgCl2 0,1 M
8)
Larutan
Hcl 0,1 M
9)
Larutan
NaOH 0,1 M
E.
Hasil Pengamatan
1.
Asam-Basa
Larutan
|
Warna kertas lakmus
|
pH
|
|
Merah
|
Biru
|
||
HCl
|
√
|
-
|
1
|
H2SO4
|
√
|
-
|
2
|
CH3COOH
|
√
|
-
|
4
|
Jaruk nipis
|
√
|
-
|
2
|
Jeruk manis
|
√
|
-
|
4
|
Nanas
|
√
|
-
|
4
|
NaOH
|
-
|
√
|
14
|
KOH
|
-
|
√
|
11
|
Sabun
|
-
|
√
|
8
|
Deterjen
|
-
|
√
|
11
|
Sampo
|
-
|
√
|
8
|
larutan
|
Perubahan
|
|
Fenolptalein
|
Metil Merah
|
|
HCl
|
Bening
|
Biru
|
H2SO4
|
Bening
|
Biru
|
CH3COOH
|
Bening
|
Ungu
|
Jaruk nipis
|
Bening
|
Ungu pekat
|
Jeruk manis
|
Bening
|
Orange pekat sekali
|
Nanas
|
Bening
|
Orange pekat
|
NaOH
|
Ungu
|
Orange
|
KOH
|
Ungu
|
Orange
|
Sabun
|
Bening
|
Merah
|
Detergen
|
Ungu
|
Orange
|
Sampo
|
Bening
|
Merah
|
2.
Derajat
Keasamaan
a.
Nilai
pH dari HCl dan CH3COOH
no
|
Larutan
|
Warna
|
pH
|
[H+]
|
Ket
|
1
|
HCl 0,1 M
|
Merah pekat
|
1
|
10-1 m
|
Asam kuat
|
2
|
HCl 0,01 M
|
Merah
|
2
|
10-2 m
|
Asam kuat
|
3
|
HCl 0,001 M
|
Hijau
|
6
|
10-3 m
|
Asam lemah
|
4
|
CH3COOH 0,1 M
|
Orange
|
3
|
6,86 x 10-4 m
|
Asam kuat
|
5
|
CH3COOH 0,01 M
|
Kuning
|
4
|
2,18 x 10-4 m
|
Asam lemah
|
6
|
CH3COOH 0,001 M
|
Kuning
|
5
|
6,85 10-4 m
|
Asam lemah
|
b.
Nilai
pH dari beberapa zat
No
|
Isi cawan
|
Warna
|
Nilai pH
|
Konsentrasi [H+/OH-]
|
Ket
|
1
|
NaHCO3 0,1 M
|
Biru-hijau
|
9
|
10-5
|
Basa
|
2
|
Na2CO3 0,1 M
|
Biru
|
12
|
10-2
|
Basa
|
3
|
NH4Cl 0,1 M
|
Kuning
|
4
|
10-4
|
Asam
|
4
|
CaCl 0,1 M
|
Kuning
|
4
|
10-10
|
Asam
|
5
|
CH3COONa 0,1 M
|
Biru
|
10
|
10-4
|
Basa
|
6
|
CH3COOH 0,1 M
|
Kuning
|
5
|
10-9
|
Asam
|
7
|
MgCl 0,1 M
|
Kuning
|
5
|
10-9
|
Asam
|
8
|
HCl 0,1 M
|
Kuning
|
4
|
10-10
|
Asam
|
9
|
NaOH 0,1 M
|
Biru
|
11
|
10-3
|
Basa
|
Perhitungan
a.
Nilai
pH
1)
Larutan
HCl 0,1 M
HCl
→ H+ + Cl-
[H+]
= x . Ma
= 1
. 0,1
=
0,1
pH =
-log [H+]
=
-log [10-1]
=
1-log 1
=
1-0 = 1
2)
Larutan
HCl 0,01 M
HCl
→ H+ + Cl-
[H+]
= x . Ma
= 1
. 10-2
= 10-2
pH =
-log [H+]
=
-log [10-2]
=
2-log 1
=
2-0 = 2
3)
Larutan
HCl 0,001 M
HCl
→ H+ + Cl-
[H+]
= x . Ma
= 1
. 10-3
= 10-3
pH =
-log [H+]
=
-log [10-3]
=
3-log 1
=
3-0 = 3
4)
Larutan
CH3COOH 0,1 M
CH3COOH
→ CH3COO- + H+
[H+]
=
=
=
=
=
6,85 x 10-4
pH =
-log [H+]
=
-log 6,85 x 10-4
=
4 - log 6,85
=
4 – log 0,83
=
3,17
5)
Larutan
CH3COOH 0,01 M
CH3COOH
→ CH3COO- + H+
[H+]
=
=
=
=
=
2,18 x 10-4
pH =
-log [H+]
=
-log 2,18 x 10-4
=
4 - log 2,18
=
4 – log 0,34
=
3,66
6)
Larutan
CH3COOH 0,001 M
CH3COOH
→ CH3COO- + H+
[H+]
=
=
=
=
=
6,85 x 10-5
pH =
-log [H+]
=
-log 6,85 x 10-5
=
5 - log 6,85
=
5 - log 0,83
=
3,17
b.
Nilai
pH dari beberapa zat
1)
pH
= 9
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 9 = 5
[OH-]
= 10-5
2)
pH
= 12
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 12 = 2
[OH-]
= 10-2
3)
pH
= 4
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 4 = 10
[H-]
= 10-10
4)
pH
= 4
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 4 = 10
[OH-]
= 10-10
5)
pH
= 10
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 10 = 4
[OH-]
= 10-4
6)
pH
= 5
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 4 = 9
[OH-]
= 10-9
7)
pH
= 5
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 5 = 9
[OH-]
= 10-9
8)
pH
= 4
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 4 = 10
[OH-]
= 10-10
9)
pH
= 11
pH
= 14 – pOH
pOH
= 14 – 11 = 3
[OH-]
= 10-3
F.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini dilakukan dua percobaan, yaitu asam basa dan derajat keasamaan. Untuk
asam basa bertujuan mengamati perubahan warna pada indikator dalam larutan asam
dan basa, dengan itu, maka dapat diketahui bahan mana yang termasuk asam.
Sementara, pada derajat keasamaan, yaitu dilakukan mencari nilai pH serta
konsentrasi larutan asam. Adapun kertas indikator untuk menentukan mana asam
dan basa serta nilai pH-nya.
Pada percobaan
pertama, dilakukan tiga pengamatan. Pertama, setelah masing-masing larutan di
masukan pada plat tetes, dan dicelupkan kertas indikator, dapat terlihat
perubahan warna kertas menjadi merah, perubahan merah tersebut menandakan bahwa
larutan bersifat asam. Larutan tersebut di antaranya, HCl, H2SO4, CH3COOH,
Jaruk Nipis, jeruk manis, dan nanas. Sementara, untuk yang bersifat basa
diketahui pada perubahan warna kertas lakmus menjadi biru. Larutan tersebut
ialah, NaOH, KOH, sabun, detergen, sampo.
Kedua, di mana
larutan dalam plat tetes tersebut ditetesi indikator fenolftalein, dan metil
merah. Setelah ditetesi indikator PP, tidak terjadi perubahan warna kecuali
pada larutan NaOH, KOH dan detergen. Perubahan tersebut berubah menjadi ungu,
hal tersebut menendakan larutannya bersifat basa. Sementara, basa yang lainnya,
sabun dan sampo tidak berubah warna, hal tersebut karena pH kedua bahan itu
pH-nya lebih rendah daripada yang berubah.
Ketiga,
dilakukan penetesan pada metil merah. Dari pengamatan, larutan yang bersifat
asam terjadi perubahan warna menjadi biru.
Adapun biru pekat terjadi pada air jeruk nipis dan nanas. Hal tersebut
karena mendekati treyek dari metil merah itu, yaitu 4,2-6,2. Sementara laurutan
basa berubah menjadi warna orange dan merah.
Pada pecobaan
kedua yaitu tengang derajat keasamaan, dilakukan untuk mencari nilai pH serta
konsentrasi larutan asam. Adapun kertas indikator untuk menentukan mana asam
dan basa serta nilai pH. Pengamatan tersebut dilakukan pula oleh kertas
indikator universal. Setelah diculupkan, terjadi perubahan warna, dan perubahan
warna tersebut bisa diketahui pH-nya dengan mencocokan warna pada kemasan
kertas indikator yang telah terdapat nilai pH-nya. adapun larutan yang dipakai
yaitu HCl dan CH3COOHm di mana kedua larutan tersebut berbeda molaritasnya.
Untuk HCl 0,1 M, berubah menjadi merah pekat dan pH-nya 1. HCl 0,01 M, berubah
menjadi merah dan pH-nya 2. HCl 0,001 M, berubah menjadi hijau dan pH-nya 6.
Dari konsentrasi yang berbeda, dapat diketahui asam kuat dan asam lemahnya.
Yaitu pada larutan HCl 0,1 M dan HCl 0,01 M merupakan larutan yang besifat asam
kuat. Sementara HCl 0,001 M bersifat asam lemah. Hal tersebut karena molaritas
asam lemah lebih rendah daripada asam kuat. Yaitu pH-nya 6 atau mendekati
normal.
Sementara, pada
larutan CH3COOH 0,1 M berubah warna menjadi orange dan pH-nya 3. CH3COOH 0,01 M
berubah warna menjadi kuning dan pH-nya 4. CH3COOH 0,001 M berubah warna
menjadi kuning dan pH-nya 5. Di mana pada CH3COOH 0,1 M merupakan asam kuat,
yaitu pH-nya 3. Jadi, semakin besar molaritasnya makan sifat keasamaannya pun
semakin kuat.
Untuk mencari
konsentrasi dilakukan dengan perhitungan rumus. Untuk asam kuat menggunakan
rumus [H+] = x . Ma dan untuk asam lemah menggunakan rumus [H+]
=
. setelah dihitung
dihasil dihasilkan konsentrasinya, untuk HCl 0,1 M adalah 10-1 m,
HCl 0,01 M adalah 10-2 m, HCl 0,001 M adalah 10-3 m. Dan
pada CH3COOH 0,1 adalah 6,85 x 10-4 m, CH3COOH 0,01 adalah 2,18 x 10-4
m, CH3COOH 0,001 adalah 6,85 x 10-4 m.
Pada percobaan
kedua pada derajat keasamaan, larutan yang bersifat asam ialah NH4Cl 0,1 M,
CaCl 0,1 M, CH3COOH 0,1 M, MgCl2 0,1 M. dan untuk larutan basa adalah NAHCO3
0,1 M, Na2CO3 0,1 M, CH3COONa 0,1 M, dan NaOH 0,1 M. pada asam perubahan warna
yang terjadi adalah menjadi kuning, sementara pada basa berubah menjadi biru.
G.
Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat disimpulkan:
1.
Larutan
HCl, H2SO4, CH3COOH, air jaruk nipis, jeruk manis dan nanas, setelah dicelupkan
kertas indikator berubah menjadi merah. Sementara NaOH, KOH, sabu, detergen,
sampo berubah menjadi warna biru.
2.
Larutan
yang bersifat asam adalah HCl, H2SO4, CH3COOH, air jaruk nipis, jeruk manis dan
nanas. Dan yang bersifat basa adalah NaOH, KOH, sabu, detergen, sampo.
3.
Larutan
HCl 0,1 M dan HCl 0,01 bersifat asam kuat dengan pH 1 dan 2. HCl 0,001 bersifat
asam lemah dengan pH-nya 6. CH3COOH 0,1 M bersifat asam kuat dengan pH 3, dan
CH2COOH 0,01 dan CH3COOH 0,001 M bersifat asam lemah dengan pH 4 dan 5.
4.
Larutan
yang bersifat asam ialah NH4Cl 0,1 M pH-nya 4, CaCl 0,1 M pH-nya 4, CH3COOH 0,1
M pH-nya 5, MgCl2 0,1 M pH-nya 5. dan untuk larutan basa adalah NAHCO3 0,1 M
pH-nya 9, Na2CO3 0,1 M pH-nya 12, CH3COONa 0,1 M pH-nya10, dan NaOH 0,1 M
pH-nya 11.
Referensi:
Nurwi, Febri. 2014. “Praktikum Kimia Pengujian Asam dan Basa.”
[online] tersedia:
http://febrinuryadi.blogspot.com/2014/01/pratikum-kimia-pengujian-sifat-asam-dan.html
diakses pada 5 Mei 2014
Astuti. 2013. “Laporan Praktikum tentang Asam dan Basa.” [online]
tersedia:
http://astutieyuly.wordpress.com/2013/02/05/laporan-tentang-praktikum-kimia-asam-dan-basa/
diakses pada 5 Mei 2014
Anonimous.
2012. “Laporan Kimia tentang pH indikator.” [online] tersedia:
http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-tentang-ph-indikator.html
diakses pada 5 Mei 2014