PENGUKURAN
A.
Tujuan
1.
Mempelajari
metode pengukuran panjang massa dan volume.
2.
Mempelajari
penggunaan teori ralat dalam pengukuran
3.
Membandingkan
beberapa metode penentuan massa jenis
B.
Dasar Teori
Mengukur adalah
membandingkan besaran fisis dengan besaran fisis sejenis sebagai standar yang
telah diperjanjikan terlebih dahulu. Satu benda diukur berulang maka setiap
pengukuran boleh jadi memberikan angka ukur beda, demikian juga besaran fisis yang sama diukur oleh
orang lain. Jadi usaha untuk memperoleh hasil ukur yang tepat betul tidak
pernah tercapai, dan yang bisa dicapai hanyalah memperoleh hasil yang diperoleh
dan kisarah hasil ukur. Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat
bergantung pada metode dan alat ukur yang digunakan. (Purnomo, 2010).
Menurut
Campbell, pengukuran adalah proses penetapan nomor untuk mewakili kualitas atau
sifat, objek pengukuran merupakan senjata ampuh untuk seorang analis agar dapat
diterapkan pada permasalahan.
Science objek
(campbell, 1960). Campbell menunjukkan bahwa benda fisik dapat memiliki dua
jenis sifat: a. Kualitas (sifat ) b. Kuantitas (panjang, berat, volume, tinggi,
dsb) yang dapat diukur dengan cara mendasar atau langsung. (Teguh, 2013.http://teguh-s--fpsi10.web.unair.ac.id.diakses
5/11/13)
Salah satu
pengukuran diantaranya pengukuran besaran panjang, pengukuran ini dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai alat ukur, misalnya mistar ukur, jangka
sorong, dan mikrometer skrup.
a.
Mistar
ukur
Untuk mengukur panjang suatu benda biasanya kita menggunakan mistar
atau alat sejenisnya. Pada umumnya mistar pengukur panjang adalah bersekala
sentimeter atau milimeter. Skala terkecil daru mistar adalah 1 mm, yang
menyatakan tingkat ketelitian alat. Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan
mistar, usahakan kedudukan pengamat
(mata) tegak lurus dengan skala yang akan diukur. Hal ini untuk
menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks yaitu kesalahan yang
terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak
tepat.
b.
Jangka
sorong
Jangka sorong
terdiri dari dua pasang rahang, sepasang utuk pengukuran luar dan sepasang
untuk pengukuran dalam. Dari pasang itu
ada rahang yang tetap dan ada rahang yang dapat bergeser-geser. Pada rahang
tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm sebagai skala
utama. Pada rahang geser terdapat 10
skala yang panjangnya 9 mm sebagai skala nonius. Oleh karena itu, 1 skala
nonius sama dengan 0,9 mm. Jadi, skala nonius berselisih 0,1 mm dengan skala mm pada skala utama. Angka 0,1 mm menyatakan
ketelitian jangka sorong.
c.
Mikrometer
sekrup
Mikrometer sekrup mepunyai bagian-bagian utama, antara lain poros
tetap, poros geser, skala utama, dan skala nonius yang berupa pemutar. Biasanya
alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan
diameter kawat yang sangat kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm.
Skala nonius mempunyai skala 50 skala dengan laju putar 0,5 mm/putar. Oleh
karena itu =, 1 skala nonius saa dengan 0,01 mm = 0,001 cm, yang menyatakan
tingkat ketelitian mikrometer skrup.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
-
Mistar
-
Jangka
Sorong
-
Mikrometer
skrup
2.
Bahan
-
Gelas
ukur
-
Beban
50 gram dan 100 gram
-
Solatif
-
Kartu
nama
-
Koin
-
Buku
binder
-
Kayu
balok
-
Kayu
persegi panjang
-
D.
Prosedur Kerja
a.
Menggunakan
mistar
1.
Mengukur
panjang balok persegi panjang menggunakan mistar.
2.
Mencatat
hasil perhitungan pada tebel.
3.
Melakukan
langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (kubus kayu dan buku)
b.
Menggunakan
jangka sorong
1.
Mengukur
kedalaman, diameter dalam dan diameter luar gelas ukur 500 menggunakan jangka
sorong.
2.
Mencatat
hasil perhitungan pada tabel.
3.
Melakukan
langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (gelas ukur 1000 dan solatif).
c.
Menggunakan
mikrometer skrup
1.
Mengukur
ketebalan Uang koin menggunakan mikrometer skrup.
2.
Mencatat
hasil perhitungan pada tabel.
3.
Melakukan
langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (beban 50 gram, beban 100 gram,
mistar dan kartu nama).
E.
Hasil Pengamatan
1.
Menggunakan
Mistar
No
|
Benda
|
Panjang (cm)
|
1
|
Balok persegi
panjang
|
20
|
2
|
Kubus kayu
|
3
|
3
|
Buku
|
27
|
2.
Menggunakan
Jangka sorong
a.
Kedalaman
No
|
Benda
|
Skala utama
(cm)
|
Skala nanius
(cm)
|
Nilai hasil
(cm)
|
1
|
Gelas ukur
500 ml
|
11,6
|
0,001
|
11,601
|
2
|
Gelas ukur
1000 ml
|
14,5
|
0,007
|
14,507
|
3
|
Solatif
|
0,8
|
0,005
|
0,805
|
b.
Diameter
dalam
No
|
Benda
|
Skala utama
(cm)
|
Skala nonius
(cm)
|
Nilai hasil
(cm)
|
1
|
Gelas ukur
500 ml
|
8,6
|
0,002
|
8,602
|
2
|
Gelas ukur
1000 ml
|
10,4
|
0,002
|
10,402
|
3
|
Solatif
|
2,2
|
0,001
|
2,201
|
c.
Diameter
luar
No
|
Benda
|
Skala utama
(cm)
|
Skala nonius
(cm)
|
Nilai hasil (cm)
|
1
|
Gelas ukur
500 ml
|
9,5
|
0,006
|
9,506
|
2
|
Gelas ukur
1000 ml
|
11,5
|
0,003
|
11,503
|
3
|
Solatif
|
3,2
|
0,001
|
3,201
|
3.
Menggunakan
Mikrometer skrup
a.
Ketebalan
benda
No
|
Benda
|
Skala utama
(mm)
|
Skala nonius
(mm)
|
Nilai hasil
(mm)
|
1
|
Uang koin
|
0,1
|
0,5
|
0,6
|
2
|
Beban 500
gram
|
10,3
|
0,16
|
10,36
|
3
|
Beban 1000
gram
|
20,3
|
0,12
|
20,32
|
4
|
Mistar
|
0,0
|
0,4
|
0,4
|
5
|
Kartu nama
|
0,05
|
0,3
|
0,35
|
F.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan berikut diuraikan dalam pembahasan. Pada
pengamatan pertama, perhitungan dilakukan dengan alat ukur mistar dari beberapa
benda yang berbeda, yaitu balok persegi panjang, kayu kubus dan buku. Hasil
perhitungan balok persegi panjang adalah 20 cm, kayu kubus 3 cm dan buku 27 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1
mm, yang menyatakan tingkat ketelitian
alat. Setiap pengukuran menggunakan mistar mengusahakan tingkat ketilitian
pengamat (mata), karena kesalahan bisa terjadi saat membaca skala. Oleh karena
itu, kedudukan mata harus tegak lurus dengan skala yang akan diukur.
Pada pengamatan
kedua, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong.
Tentunya mempunyai ketelitian lebih baik dibandingkan dengan alat ukur mistar.
Karena jangka sorong ini mempunyai skala terkecil adalah 0,1 mm. Terdapat skala
utama dan skala nonius. Jangka sorong juga bisa digunakan dalam perhitungan
panjang, namun pada percobaan ini perhitungan jangka sorong dilakukan
perhitungan diameter kedalaman, diameter dalam dan diameter luar benda. Ketiga
perhitungan itu menggunakan bahan yang sama, yaitu gelas ukur 500 ml, gelas
ukur 1000 ml dan solatif. Dimana pada perhitungan diameter kedalaman gelas ukur
500 ml memiliki nilai 11,601 cm, gelas ukur 1000 ml adalah 14,507 cm dan solatif
0,805 cm. begitu juga pada perhitungan diameter dalam dan diameter luar. Perhitungan
tersebut menggunakan rumus :
Skala utama +
skala nonius = hasil
Dari hasil
perhitungan, didapatkan hasil yang berbeda-beda dari perhitungan diameter luar,
diameter dalam, dan kedalaman. Dari perhitungan tersebut hasil yang paling
besar adalah mengukur diameter luar. Dan hasil pengukuran yang paling kecil
adalah mengukur diameter dalam.
Dan pada
pengamatan ketiga, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur mikrometer
skrup. biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter
bola, dan diameter kawat yang sangat kecil. Mikrometer sekrup memiliki
ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm. Didalam skala mikrometer sekrup juga terdapat skala utama dan
skala nonius. Pada perhitungan mikrometer sekrup menggunakan rumus:
Skala utama +
skala nonius = tebal benda
Pada praktikum
menggunakan mikrometer skrup hanya dihitung ketebalan benda yang berbeda, diantaranya
uang koin, beban 500 gram, beban 1000 gram, mistar dan kartu nama. Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, antara penjumlahan skala utama
dengan skala nonius, dapat dihitung tebal uang koin adalah 0,6 mm, beban 500
gram 10,36 mm, beban 1000 gram 20,32 mm, mistar 0,4 mm dan kartu nama 0,35 mm.
Tingkat ketelitian mikrometer skrup lebih teliti daripada mistar dan jangka
sorong, hal ini dapat membantu dalam perhitungan dari benda yang lebih kecil.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, pengukuran
panjang dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur mistar. Sementara jangka
sorong dapat mengukur kedalaman, diameter dalam dan diameter luar. Namunn jika
dibandingkan, maka mikrometer skrup lebih teliti dibandingkan mistar dan jangka
sorong. Hal ini karena mikrometer skrup memiliki ketelitian hingga 0,01 mm.
Daftar Pustaka
Teguh, 2013.http://teguh-s--fpsi10.web.unair.ac.id.diakses 5/11/13
Purnomo, Hadi. 2010. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Pusat
laboraotorium Laboraotorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syekh Nurjati Cirebon: Cirebon
Ekawati, Evelyn. Kupas Tuntas Ujian Nasional. Diponegoro:
CV.
Sindunata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar