Laporan Praktikum

Senin, 11 November 2013

PENGUKURAN



PENGUKURAN
A.    Tujuan
1.      Mempelajari metode pengukuran panjang massa dan volume.
2.      Mempelajari penggunaan teori ralat dalam pengukuran
3.      Membandingkan beberapa metode penentuan massa jenis

B.     Dasar Teori
Mengukur adalah membandingkan besaran fisis dengan besaran fisis sejenis sebagai standar yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Satu benda diukur berulang maka setiap pengukuran boleh jadi memberikan angka ukur beda, demikian  juga besaran fisis yang sama diukur oleh orang lain. Jadi usaha untuk memperoleh hasil ukur yang tepat betul tidak pernah tercapai, dan yang bisa dicapai hanyalah memperoleh hasil yang diperoleh dan kisarah hasil ukur. Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada metode dan alat ukur yang digunakan. (Purnomo, 2010).
Menurut Campbell, pengukuran adalah proses penetapan nomor untuk mewakili kualitas atau sifat, objek pengukuran merupakan senjata ampuh untuk seorang analis agar dapat diterapkan pada permasalahan.
Science objek (campbell, 1960). Campbell menunjukkan bahwa benda fisik dapat memiliki dua jenis sifat: a. Kualitas (sifat ) b. Kuantitas (panjang, berat, volume, tinggi, dsb) yang dapat diukur dengan cara mendasar atau langsung. (Teguh, 2013.http://teguh-s--fpsi10.web.unair.ac.id.diakses 5/11/13)
Salah satu pengukuran diantaranya pengukuran besaran panjang, pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat ukur, misalnya mistar ukur, jangka sorong, dan mikrometer skrup.
a.       Mistar ukur
Untuk mengukur panjang suatu benda biasanya kita menggunakan mistar atau alat sejenisnya. Pada umumnya mistar pengukur panjang adalah bersekala sentimeter atau milimeter. Skala terkecil daru mistar adalah 1 mm, yang menyatakan tingkat ketelitian alat. Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan mistar, usahakan kedudukan pengamat  (mata) tegak lurus dengan skala yang akan diukur. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.
b.      Jangka sorong
Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang, sepasang utuk pengukuran luar dan sepasang untuk  pengukuran dalam. Dari pasang itu ada rahang yang tetap dan ada rahang yang dapat bergeser-geser. Pada rahang tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm sebagai skala utama. Pada rahang geser terdapat  10 skala yang panjangnya 9 mm sebagai skala nonius. Oleh karena itu, 1 skala nonius sama dengan 0,9 mm. Jadi, skala nonius berselisih 0,1 mm dengan skala  mm pada skala utama. Angka 0,1 mm menyatakan ketelitian jangka sorong.
c.       Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup mepunyai bagian-bagian utama, antara lain poros tetap, poros geser, skala utama, dan skala nonius yang berupa pemutar. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan diameter kawat yang sangat kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm. Skala nonius mempunyai skala 50 skala dengan laju putar 0,5 mm/putar. Oleh karena itu =, 1 skala nonius saa dengan 0,01 mm = 0,001 cm, yang menyatakan tingkat ketelitian mikrometer skrup.
C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
-          Mistar
-          Jangka Sorong
-          Mikrometer skrup
2.      Bahan
-          Gelas ukur
-          Beban 50 gram dan 100 gram
-          Solatif
-          Kartu nama
-          Koin
-          Buku binder
-          Kayu balok
-          Kayu persegi panjang
-           

D.    Prosedur Kerja
a.       Menggunakan mistar
1.      Mengukur panjang balok persegi panjang menggunakan mistar.
2.      Mencatat hasil perhitungan pada tebel.
3.      Melakukan langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (kubus kayu dan buku)

b.      Menggunakan jangka sorong
1.      Mengukur kedalaman, diameter dalam dan diameter luar gelas ukur 500 menggunakan jangka sorong.
2.      Mencatat hasil perhitungan pada tabel.
3.      Melakukan langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (gelas ukur 1000 dan solatif).

c.       Menggunakan mikrometer skrup
1.      Mengukur ketebalan Uang koin menggunakan mikrometer skrup.
2.      Mencatat hasil perhitungan pada tabel.
3.      Melakukan langkah 1 dan 2 menggunakan benda yang berbeda (beban 50 gram, beban 100 gram, mistar dan kartu nama).

E.     Hasil Pengamatan

1.      Menggunakan Mistar       
No
Benda
Panjang (cm)
1
Balok persegi panjang
20
2
Kubus kayu
3
3
Buku
27

2.      Menggunakan Jangka sorong
a.       Kedalaman
No
Benda
Skala utama (cm)
Skala nanius (cm)
Nilai hasil (cm)
1
Gelas ukur 500 ml
11,6
0,001
11,601
2
Gelas ukur 1000 ml
14,5
0,007
14,507
3
Solatif
0,8
0,005
0,805

b.      Diameter dalam
No
Benda
Skala utama (cm)
Skala nonius (cm)
Nilai hasil (cm)
1
Gelas ukur 500 ml
8,6
0,002
8,602
2
Gelas ukur 1000 ml
10,4
0,002
10,402
3
Solatif
2,2
0,001
2,201

c.       Diameter luar
No
Benda
Skala utama (cm)
Skala nonius (cm)
Nilai hasil  (cm)
1
Gelas ukur 500 ml
9,5
0,006
9,506
2
Gelas ukur 1000 ml
11,5
0,003
11,503
3
Solatif
3,2
0,001
3,201


3.      Menggunakan Mikrometer skrup

a.       Ketebalan benda
No
Benda
Skala utama (mm)
Skala nonius (mm)
Nilai hasil (mm)
1
Uang koin
0,1
0,5
0,6
2
Beban 500 gram
10,3
0,16
10,36
3
Beban 1000 gram
20,3
0,12
20,32
4
Mistar
0,0
0,4
0,4
5
Kartu nama
0,05
0,3
0,35

F.     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berikut diuraikan dalam pembahasan. Pada pengamatan pertama, perhitungan dilakukan dengan alat ukur mistar dari beberapa benda yang berbeda, yaitu balok persegi panjang, kayu kubus dan buku. Hasil perhitungan balok persegi panjang adalah 20 cm, kayu kubus 3 cm dan buku  27 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm,  yang menyatakan tingkat ketelitian alat. Setiap pengukuran menggunakan mistar mengusahakan tingkat ketilitian pengamat (mata), karena kesalahan bisa terjadi saat membaca skala. Oleh karena itu, kedudukan mata harus tegak lurus dengan skala yang akan diukur.
Pada pengamatan kedua, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong. Tentunya mempunyai ketelitian lebih baik dibandingkan dengan alat ukur mistar. Karena jangka sorong ini mempunyai skala terkecil adalah 0,1 mm. Terdapat skala utama dan skala nonius. Jangka sorong juga bisa digunakan dalam perhitungan panjang, namun pada percobaan ini perhitungan jangka sorong dilakukan perhitungan diameter kedalaman, diameter dalam dan diameter luar benda. Ketiga perhitungan itu menggunakan bahan yang sama, yaitu gelas ukur 500 ml, gelas ukur 1000 ml dan solatif. Dimana pada perhitungan diameter kedalaman gelas ukur 500 ml memiliki nilai 11,601 cm, gelas ukur 1000 ml adalah 14,507 cm dan solatif 0,805 cm. begitu juga pada perhitungan diameter dalam dan diameter luar. Perhitungan tersebut menggunakan rumus :
Skala utama + skala nonius = hasil
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil yang berbeda-beda dari perhitungan diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman. Dari perhitungan tersebut hasil yang paling besar adalah mengukur diameter luar. Dan hasil pengukuran yang paling kecil adalah mengukur diameter dalam.
Dan pada pengamatan ketiga, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur mikrometer skrup. biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan diameter kawat yang sangat kecil. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Didalam skala mikrometer sekrup juga terdapat skala utama dan skala nonius. Pada perhitungan mikrometer sekrup menggunakan rumus:
Skala utama + skala nonius = tebal benda
Pada praktikum menggunakan mikrometer skrup hanya dihitung ketebalan benda yang berbeda, diantaranya uang koin, beban 500 gram, beban 1000 gram, mistar dan kartu nama. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, antara penjumlahan skala utama dengan skala nonius, dapat dihitung tebal uang koin adalah 0,6 mm, beban 500 gram 10,36 mm, beban 1000 gram 20,32 mm, mistar 0,4 mm dan kartu nama 0,35 mm. Tingkat ketelitian mikrometer skrup lebih teliti daripada mistar dan jangka sorong, hal ini dapat membantu dalam perhitungan dari benda yang lebih kecil.




G.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, pengukuran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur mistar. Sementara jangka sorong dapat mengukur kedalaman, diameter dalam dan diameter luar. Namunn jika dibandingkan, maka mikrometer skrup lebih teliti dibandingkan mistar dan jangka sorong. Hal ini karena mikrometer skrup memiliki ketelitian hingga 0,01 mm.




























Daftar Pustaka

Teguh, 2013.http://teguh-s--fpsi10.web.unair.ac.id.diakses 5/11/13

Purnomo, Hadi. 2010. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Pusat
laboraotorium Laboraotorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syekh Nurjati Cirebon: Cirebon

Ekawati, Evelyn. Kupas Tuntas Ujian Nasional. Diponegoro: CV.
Sindunata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar